Siaga! Gunung Karangetang Erupsi, Lava Mulai Berguguran

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 09/02/2023 12:08 WIB
Foto: Status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) naik ke level III atau siaga. (Tangkapan layar 20detik/detikSulsel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menaikkan status Gunung Api Karangetang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut) dari level II atau waspada menjadi level III Siaga per tanggal 8 Februari 2023.

Koordinator Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Oktory Prambada menyebut gunung api yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara merupakan suatu gunung api kepulauan yang berjarak sekitar 146 KM dari kota Manado. Gunung api ini sendiri merupakan gunung api yang paling aktif di Indonesia selain Merapi, Semeru dan Anak Krakatau.

"Berdasarkan data pemantauan dan analisis potensi bahaya dapat disimpulkan bahwa tingkat aktivitas ditingkatkan dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga) per tanggal 8 Februari 2023 pukul 16.00 WIB," kata dia dalam Konferensi Pers, Kamis (9/2/2023).


Menurut analisis aktivitas gunung api per tanggal 9 Februari 2023, aktivitas Gunung Karangetang berupa aliran lava atau guguran yang dapat berlangsung lama, beberapa bulan bahkan hingga tahun. Adapun potensi bahaya dari aktivitas gunung api ini berupa aliran lava, guguran lava, dan aliran piroklastik (awan panas).

"Guguran lava dapat berasal dari kubah lava dan tumpukan material di lereng Gunung Karangetan. Kubah lava merupakan tumpukan material lava di puncak," ujarnya.

Adapun, mengacu pada potensi bahaya erupsi Gunung Karangetang, maka Badan Geologi saat ini menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas. Diantaranya yakni di radius 2,5 km dari kawah utama serta perluasan sektoral ke arah Selatan dan Tenggara sejauh 3,5 km.

"Sehingga peta bencana Gunung Api Karangetan 8 Februari kami rekomendasikan bahwa agar tidak melakukan aktivitas apapun pada radius 2,5 km yang berpusat di kawah utama kemudian di sektor Tenggara dan Selatan sekitar 3,5 km itu rekomendasi kami," kata dia.

Berdasarkan catatan Badan Geologi, aktivitas vulkanik Gunung Karangetang dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava yang terus bertambah, umumnya terjadi pada kawah Utama (bagian selatan). Karakteristik erupsi Gunung Karangetang adalah erupsi efusif (leleran lava).

Sejak 25 November 2018 pusat erupsi berada di Kawah II (Kw. Utara), menghasilkan endapan lava di sepanjang Sungai Malebuhe hingga mencapai laut, aktivitas erupsi di kawah Utara tampak mulai berhenti pada Maret 2019.

Pada 20 Juli 2019 erupsi efusif terjadi lagi namun pusat aktivitas berpindah ke Kawah Utama (Kw. Selatan), erupsi ditandai dengan terjadinya luncuran lava pijar umumnya ke bagian barat, meluncur maksimum sejauh 1800 meter, serta luncuran ke arah tenggara, selatan dan barat daya maksimum meluncur jarak sejauh 2200 meter, dari pusat kegiatan. Tingkat aktivitas G. Karangetang adalah Level II (Waspada) Sejak 9 Februari 2021.

Gunung api Karangetang merupakan gunung api paling aktif di Indonesia dengan seringnya mengalami kejadian erupsi hampir setiap tahun. Karakteristik erupsinya berupa erupsi eksplosif tipe strombolian serta pertumbuhan kubah lava yang sering diikuti oleh kejadian guguran lava. Bahaya Gunung Api Karangetang umumnya diakibatkan oleh guguran lava dari kubah lava dan bahaya sekunder berupa lahar.

Risiko bahaya semakin tinggi karena daerah di sekitar gunung api Karangetang memiliki jarak antara batas pantai dengan pusat erupsi hanya lebih kurang 4 km dan di dalamnya terdapat banyak pemukiman.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Status Naik ke Level Awas!