Pak Jokowi Lapor! Ada Sinyal Perlambatan Ekonomi Awal Tahun

News - Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
07 February 2023 17:55
Suasana ribuan orang melihat pesta kembang api meriahkan pergantian tahun baru 2023 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (1/1/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Suasana ribuan orang melihat pesta kembang api meriahkan pergantian tahun baru 2023 di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (1/1/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV tahun 2022 mencapai 5,01% (year on year/yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, dimana pada kuartal III-2022 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,72% yoy.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terjadi secara kuartalan. Pertumbuhan kuartal IV-2022 hanya tumbuh sebesar 0,36% (quarter to quarter/qtq) sedangkan di kuartal sebelumnya tumbuhnya mencapai 1,83% qtq.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV ini tidak hanya sekedar persoalan musiman. Pasalnya, tren peningkatan pada kuartal IV terjadi justru terjadi pada tahun 2020 dan 2021. Itu artinya, tren perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV karena faktor musiman itu tidak bisa dibenarkan.

"Memang banyak yang mengatakan bahwa mungkin ini kan hanya siklus saja terjadi ketika triwulanan, ada pengaruh dari musiman itu mungkin saja begitu. Tetapi kalau dari kami menduganya ini tidak sekedar persoalan musiman begitu. Kenapa? karena tren pertumbuhan ekonomi sebenarnya kalau kita tarik dari sejak 2020 ya kadang-kadang triwulan IV Itu posisinya juga nanjak, tidak harus selalu turun," jelas Eko dalam konferensi pers INDEF, Selasa (7/2/2023).

Dalam paparannya, Eko menjelaskan pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III sebesar -5,31% namun angka ini naik menjadi -3,49% pada kuartal IV-2020. Demikian juga pada 2021, pertumbuhan ekonominya kuartal III sebesar 3,53%, kemudian levelnya naik menjadi 5,03% pada kuartal IV-2021. Itu artinya, selama 2 tahun ke belakang tren pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV justru meningkat.

"Ini menggambarkan sebetulnya triwulan IV ya kadang-kadang ada stimulus of growth-nya juga, kayak tahun kemarin kan sebetulnya ada nataru (natal dan tahun baru) itu kalau diamati katanya BPS itu secara kuartalan ya sebetulnya dia positif karena adanya peningkatan 0,36% biasanya negatif gitu," paparnya.

Oleh karena itu, ia membaca kondisi perlambatan laju perekonomian pada kuartal IV-2022 ini memberikan sinyal bahwa akan berhentinya akselerasi ekonomi Indonesia. Ini menurutnya merupakan refleksi dari gejolak perekonomian global yang masih di bawah level normal yakni diproyeksikan hanya sebesar 2,9% oleh International Monetary Fund (IMF).

"Natural of growth-nya sebelum pandemi selama 20 tahun itu 3,8%. Sedangkan proyeksi IMF hanya tumbuh di 2,9% itu tantangan globalnya tinggi. Begitu refleksi dari kita dari capaian secara year on year di kuartal IV ini yang hanya tumbuh 5,01% dari sebelumnya 5,7%," ujar Eko.

"Jadi ini juga ada sinyal-sinyal bahwa ekonomi akan mengalami deselerasi di tahun ini. Nah mudah-mudahan ini ini nggak terjadi sehingga INDEF mengingatkan melalui press conference ini," pungkasnya.

Oleh karena itu, ia berpesan kepada pemerintah untuk memperhatikan faktor-faktor penting yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Pertama, menurutnya pemerintah perlu meredam gejolak ekonomi global dengan mendorong pertumbuhan sektor industri di atas pertumbuhan ekonomi.

Kedua, pemerintah perlu meningkatkan daya beli masyarakat dengan program-program pengentasan kemiskinan. Menurutnya, program pengentasan kemiskinan harus bergeser dari hanya sekedar memberikan bantuan sosial menjadi program yang lebih berfokus pada peningkatan produktivitas masyarakat sehingga dapat berkelanjutan.

Terakhir, ia mengingatkan agar pemerintah tidak hanya berfokus pada tingkat pertumbuhan ekonomi namun juga pada kualitas dari pertumbuhan tersebut, dimana memastikan bahwa tingkat kemiskinan dan pengangguran juga menurun seiring dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Target PDB RI Hingga Inflasi AS Masih Tinggi


(mij/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading