
Sangat Timpang! Ini Data PDB per Kapita RI Era SBY Vs Jokowi

Pendapatan PDB per kapita digunakan untuk menghitung rata-rata pendapatan penduduk sebuah negara dengan menghitung nilai PDB nasional dibagi jumlah penduduknya.
Semakin besar nilai PDB bisa membuat angka pendapatan PDB per kapita sebuah naik. Namun, nilainya juga sangat dipengaruhi oleh jumlah penduduk.
Nilai PDB yang sangat besar bisa menghasilkan nilai pendapatan PDB per kapita yang kecil jika jumlah penduduknya besar juga.
Contohnya, adalah perbedaan pendapatan PDB per kapita antara Luxemburg dan Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bank Dunia, Luxemburg tercatat sebagai negara dengan pendapatan PDB per kapita tertinggi di dunia yakni US$ 134.544,5 per tahun atau sekitar Rp 2 miliar per tahun.
Nilainya sangat besar karena penduduk Luxemburg hanya 640.064 jiwa sementara PDB nya sekitar US$ 85,51 miliar.
Nilai PDB terbesar saat ini masih dipegang Amerika Serikat (AS) US$ 23,32 triliun. Namun, karena jumlah penduduk AS mencapai 331 juta jiwa maka pendapatan PDB per kapita AS jauh dari Luxemburg yakni US$ 69.287,54 per tahun atau Rp 1,04 miliar.
Lalu, bagaimana dengan era SBY dan Jokowi?
Data BPS menunjukkan jumlah penduduk pada 2005 mencapai 218,69 juta sementara pada 2012 tercatat 245,42 juta. Artinya, ada pertambahan penduduk sebanyak 26,73 juta atau 12,22% selama delapan tahun pertama era Presiden SBY.
Pada 2015, jumlah penduduk berkisar 255,46 juta jiwa sementara pada 2022 sekitar 275,77 juta. Dengan demikian, ada tambahan jumlah penduduk sekitar 20,31 juta atau 7,95% pada delapan tahun pertama Presiden Jokowi.
Namun, kenaikan nilai PDB pada delapan tahun pertama Presiden SBY juga lebih cepat yakni naik 49,6% dari Rp 1.749,5 triliun pada 2005 menjadi Rp 2.618,1pada 2012.
Perhitungan nilai PDB dengan menggunakan dasar harga konstan tahun 2000.
Nilai PDB pada delapan tahun era Presiden Jokowi meningkat 30,5% dari Rp 8. 976,9 triliun pada 2015 menjadi Rp 11.710,4 triliun. Perhitungan nilai PDB dengan menggunakan dasar harga konstan tahun 2010.
Rata-rata pertumbuhan ekonomi pada delapan tahun pertama pemerintahan SBY dan Jokowi juga terbilang jauh yakni 5,89% pada era SBY sementara Jokowi sebesar 4%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]