
Waspada! Ini Titik Lemah Ekonomi RI di 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Di balik rekor pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5,31%, tertinggi sejak 2013, pemerintah ternyata masih mewaspadai tekanan global.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekononomian Airlangga Hartarto pada konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi Q4 Tahun 2022, Senin (6/2/2023).
Airlangga mengungkapkan kondisi global ini dikhawatirkan dapat menganggu permintaan. Adapun yang dimaksud Airlangga tersebut, terkait dengan ekspor Indonesia.
Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan masih landai pada tahun 2023. Perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berkecamuk serta pengetatan moneter di berbagai negara menjadi risiko yang patut diwaspadai.
Pemerintah terus wasapda dan antisipatif dengan kondisi perekonomian global yang terus menunrunkan tingkat permintaan," ujar Airlangga.
Ekonomi Indonesia sendiri masih cukup baik dan berdaya tahan tahun ini. Namun, landainya harga komoditas ke depan patut diwaspadai. Dia mengungkapkan beberapa langkah yang akan dilakukan pemerintah a.l. menjaga daya beli, menekan inflasi serta beberapa kebijakan menurunkan harga terutama bahan pokok.
"Kemudian ketersediaan pasokan kelancaran distribusi dan komunikasi yang baik serta optimalisasi Perlinsos seprti PKH, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Sembako BPNT dan Kartu Prakerja dilanjutkan," ungkanya.
Kemudian, dalam rangka memperkuat pasar domestik, pemerintah mendorong penggunaan produk dalam negeri dengan memperkuat UMKM dan meningkatkan rantai pasok.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Membuka Skenario Terburuk Resesi 2023, RI Bisa Selamat Asal..