
Ini Potret Israel Kembali Memanas Tuntut Reformasi Demokrasi
Warga Israel kembali memenuhi jalan wilayah Tel Aviv pada Sabtu (4/2/2023) untuk menentang rencana reformasi Benjamin Netanyahu.

Puluhan ribu warga Israel kembali memenuhi jalan wilayah Tel Aviv, Israel pada hari Sabtu (4/2/2023) untuk kembali menggelar aksi yang sudah masuk minggu kelima menentang rencana reformasi peradilan oleh Perdana Menteri Israel yang baru Benjamin Netanyahu yang menurut para kritikus mengancam pemeriksaan demokratis terhadap menteri oleh pengadilan. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Rencana reformasi tersebut telah menuai penentangan keras dari kelompok kiri, menimbulkan kekhawatiran para pemimpin bisnis hingga memperluas perpecahan politik yang sudah ada selama ini di masyarakat Israel. (REUTERS/Ronen Zvulun)

"Saya di sini malam ini memprotes transisi Israel dari demokrasi ke otokrasi," kata Dov Levenglick (48) salah satu pengunjuk rasa kepada Reuters di Tel Aviv. "Ini memalukan, itu tidak akan bertahan." tambahnya. (REUTERS/Ronen Zvulun)

Netanyahu malah menghiraukan aksi protes tersebut yang di nilai sebagai penolakan oleh lawan sayap kiri untuk menerima hasil pemilu November lalu, yang menghasilkan salah satu pemerintahan paling kanan yang bertentangan dalam sejarah Israel. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Para pengunjuk rasa mengatakan demokrasi Israel akan dirusak jika pemerintah berhasil mendorong rencana tersebut, yang akan memperketat kontrol politik atas penunjukan yudisial dan membatasi kekuasaan Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan pemerintah atau undang-undang Knesset. (Ilia Yefimovich/picture alliance via Getty Images)
"Mereka ingin merobek sistem peradilan Israel, mereka ingin merobek demokrasi Israel, dan kami di sini setiap minggu dalam segala cuaca... untuk melawannya dan memperjuangkan demokrasi Israel," kata Hadar Segal (35) salah satu massa kepada Reuters di Tel Aviv. (Ilia Yefimovich/picture alliance via Getty Images)

Pemimpin oposisi Yair Lapid juga turut bergabung dengan demonstrasi di kota pesisir Haifa, di mana dia mengatakan pengunjuk rasa "datang untuk menyelamatkan negara mereka, dan kami datang untuk memprotes bersama mereka." (JACK GUEZ/AFP via Getty Images)