RI Cuma Punya 15 Bandara Internasional, Untung atau Rugi?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah sepakat akan mengurangi jumlah bandara rute internasional. Yaitu menjadi hanya 14-15 bandar udara (bandara) saja sebagai pintu masuk penerbangan internasional. Pengamat Penerbangan Djoko Setijowarno mengungkapkan bahwa rencana itu bakal membuat operasional bandara lebih efektif.
"Lebih efektif. Selama ini pemborosan, tidak efektif dan kita merugi secara operasional jadi tidak perlu banyak yang internasional," kata Djoko kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/2/23).
Saat ini, mengutip situs resmi Kementerian Perhubungan, ada 32 bandara berstatus bandara internasional di Indonesia. Yang dikelola TNI, Ditjen Hubungan Udara/ Pemda, dan PT Angkasa Pura I dan II.
"Kalau internasional harus menempatkan petugas imigrasi. Petugas imigrasi ini perlu operasional keseharian, bisa minimal 5 orang," imbuhnya.
Ia pun mencontohkan banyak bandara yang justru tidak berjalan efektif. Bukan cuma internasional, namun juga bandara domestik. Negara lain seperti Singapura memilih untuk memaksimalkan bandara internasionalnya dengan baik.
"Beberapa bandara domestik yang ada sudah dibangun juga tidak ada penerbangan, seperti Bandara Wiriadinata Tasikmalaya, Bandara Jenderal Besar Soedirman, Bandara Ngloram, Cepu. Sementara Singapura untung hanya satu bandara," ujarnya.
Sebelumnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pemerintah telah sepakat akan memperkecil jumlah bandara rute internasional.
"Kemarin kita rapat mengenai industri pariwisata dan bagaimana implikasi dengan pertumbuhan ekonomi. Presiden memimpin langsung. Di situ kita, Pak Menhub, di situ ada kesepakatan, silahkan Pak Menhub (Budi Karya), kita akan membuka untuk internasional airport itu 14-15 saja," kata Erick di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Selanjutnya, kata Erick, bandara di daerah yang tidak mencakup 15 bandara tersebut dapat melakukan penerbangan namun hanya melayani angkutan jemaah haji dan umroh saja.
"Jadi tak ada alasan pemerintah tidak mendorong kesempatan daerah," imbuhnya.
(fys/wur)