Semua Boleh Happy! Dunia 2023 Tak Semenyeramkan Dibayangkan

News - Tim Redaksi, CNBC Indonesia
06 February 2023 08:05
INFOGRAFIS, Pengakuan Jokowi: Dunia, Termasuk RI Dalam Situasi Genting Foto: Infografis/ Dunia, Termasuk RI Dalam Situasi Genting/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Senior Raden Pardede menyepakati pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Sri Mulyani, yang mengungkapkan gejolak ekonomi dunia mulai mereda.

Raden menjelaskan, salah satu alasan gejolak ekonomi dunia mulai mereda sejak kuartal IV-2022, yaitu karena harga-harga komoditas energi dunia tak setinggi seperti saat tingginya tensi perang Rusia dan Ukraina.

"Bahkan harga dari minyak dunia itu malah lebih rendah dari perkiraan semula," jelas Raden kepada CNBC Indonesia dalam Program Power Lunch, Jumat (3/3/2023).

Harga komoditas energi yang melandai itu, kata Raden juga tak lepas dari musim dingin pada tahun 2022 tak sedingin saat musim-musim dingin sebelumnya. Sehingga permintaan komoditas seperti batu-bara tak banyak diincar banyak negara.

Sehingga, menyebabkan perubahan-perubahan dalam permintaan komoditas, termasuk terhadap komoditas minyak mentah dunia.

"Ternyata tak separah itu, karena musim dinginnya lebih panas dari yang diperkirakan semula. Itu merubah semuanya," jelas Raden.

Alasan lain yang membuat Raden meyakini bahwa gejolak ekonomi dunia sudah mulai mereda, yaitu dilihat dari prospek pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat (AS).

International Monetary Fund (IMF) dalam outlook terbarunya bulan Januari 2023, memproyeksikan pertumbuhan Amerika Serikat (AS) akan tumbuh 1,4% pada tahun 2022, jauh lebih rendah dari pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 2,1%.

Oleh karena itu, kata Raden resesi ekonomi yang terjadi di Negeri Paman Sam itu, diperkirakan tak akan separah seperti perkiraan sebelumnya.

Begitu juga dengan ramalan resesi di kawasan Eropa. Mengingat benua biru ini dapat berhasil melawan krisis komoditas energi, saat menghadapi musim dingin.

"Di AS tak seburuk dari yang diperkirakan semula. Sehingga mereka melakukan revisi ke atas lagi. Mungkin resesi dunia tidak akan parah," jelas Raden.

"Memang resesi yang diperkirakan akan bisa mencapai AS dan seluruh Eropa, kelihatannya terbatas. Mungkin ada beberapa negara tertentu yang mengalami resesi, tapi tak seburuk sebelumnya," kata Raden lagi.

Kendati demikian, Raden memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2022 akan melambat dari pertumbuhan pada kuartal III-2022 yang mencapai 5,7%.

Berita-berita negatif, seperti adanya potensi resesi dari berbagai lembaga internasional dari World Bank dan OECD, menurut Raden menjadi salah satu alasan pertumbuhan kuartal IV-2022 dipekrirakan akan melambat.

"Waktu itu semuanya sangat-sangat gelap. Pendapat dari World Bank , OECD, itu sangat gelap dan itu mempengaruhi sentimen dari para dunia usaha untuk kemudian mereka itu seperti wait and see," jelas Raden.

"Demikian juga tingkat belanja sedikit menurun, jadi kuartal IV-2022 agak sedikit melambat dibandingkan kuartal III-2022," kata Raden lagi.

Kendati demikian, Raden meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2022 akan mencapai di atas 5%.

"Karena kalau kita lihat di kuartal I bertumbuh di 5%, kuartal II 5,4%, kuartal III 5,7%. Jadi, secara rata-rata mungkin kita di 5,2% hingga 5,3% sepanjang tahun 2022," ujarnya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa gejolak ekonomi global mulai mereda pada kuartal IV-2022.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka acara Mandiri Investment Forum 2023 pada 1 Februari 2023 dan disampaikan Sri Mulyani saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan pada 31 Januari 2023.

Adapun baik Jokowi dan Sri Mulyani juga meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan tumbuh pada kisaran 5,2% hingga 5,3%.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Jokowi Putar Balik! Tadinya Dunia Suram, Kini Agak Cerahan


(cap/cap)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading