Kapan Harga BBM Pertalite Turun? Ini Kata ESDM

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Jumat, 03/02/2023 15:30 WIB
Foto: Sejumlah warga mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU Menteng Dalam, Jakarta, Sabtu (21/1/2023). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi seperti Pertalite. Perubahan harga terakhir jenis Pertalite (RON 90) terjadi pada September 2022 lalu.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa masih belum ada perubahan harga BBM Pertalite. Dia mengatakan menimbang saat ini harga minyak dunia masih kembali melonjak.

Dengan begitu, harga keekonomian dari BBM Pertalite masih berada di angka lebih dari Rp 11.000 per liter. "Itu sekarang harga minyak naik lagi, jadi harga keekonomian (Pertalite) masih di atas sekitar Rp 11.000 lebih," jawab Tutuka saat ditanya kapan harga BBM Pertalite akan turun, Jumat (3/2/2023).


Dia mengatakan harga minyak dunia menjadi faktor utama dari penentuan harga jual BBM Pertalite. "Sebagian besar (faktor penentu) sih harga minyak aja," pungkasnya.

Seperti diketahui, pada perdagangan Kamis (2/2/2023), harga minyak Brent tercatat US$ 82,17 per barel, turun 0,8% dibandingkan posisi sebelumnya. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun 0,7% ke US$ 75,88 per barel.

Sementara dari sisi kurs, rupiah menguat cukup tajam 0,63% melawan dolar AS ke Rp 14.875 per US$ Kamis kemarin, hingga menyentuh level terkuat sejak September 2022. Dengan posisi tersebut, ada risiko koreksi pada perdagangan Jumat (3/2/2023).

Apalagi, rupiah sepanjang tahun ini sudah menguat 4,4%, nyaris membalikkan separuh pelemahan sepanjang tahun lalu.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga angkat suara terkait harga BBM Pertalite ini.

Erick menyebut, semua pihak pasti akan menyambut baik bila harga BBM Pertalite turun. Namun demikian, ada beberapa hal yang masih menjadi pertimbangan pemerintah, yakni kondisi ekonomi dunia dan juga prediksi harga minyak mentah dunia ke depannya.

"Kalau harga Pertalite turun, kita lebih senang. Pertalite turun, Solar turun, kita lebih senang, bener gak? Tapi kan itu tergantung ekonomi dunia. Saya sudah pernah warning, inget lho, kemarin harganya turun ketika Brent 79 (US$ per barel). Tapi prediksinya bisa 90 (US$ per barel), berarti bisa naik lagi," ungkapnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (02/02/2023).

"Kenapa? Kemaren IMF sudah bikin statement sepertinya dunia akan terhindar dari resesi berat, ya, tetapi Pak Presiden menyampaikan tetap waspada. Pada saat Covid katanya dulu yang sehat tidak perlu pakai masker, yang sakit pakai masker, seminggu kemudian semua pakai masker. Nah IMF bicara itu. Kalau itu bener, bagus," tuturnya.

Dia mengatakan, walaupun dunia diperkirakan akan mengalami resesi, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi masih mencapai sekitar 5%. Termasuk negara-negara G20, lanjutnya, diperkirakan pertumbuhan ekonominya masih di bawah Indonesia.

"Artinya apa? kemungkinan tetap ada naik turun (harga minyak). Jadi kita mendukung kalau harga Solar Pertalite (turun), mendukung. Tapi kan tergantung tadi, harga minyak dunia," ucapnya.

Namun demikian, menurutnya pemerintah masih memberikan subsidi kepada Solar dan Pertalite. "Tapi pemerintah sudah bantu Rp 6.500 untuk Solar, Pertalite Rp 1.100. Banyak itu lho. Tinggal gaya hidup kita," ujarnya.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pertamina hingga Shell Kompak Turunkan Harga BBM