Pesan Sri Mulyani ke Mahasiswa RI: Jangan Bermental Pecundang

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengingatkan para mahasiswa STKIP PGRI Sumenep agar tidak bermental pecundang. Pesan ini ia berikan setelah menjelaskan bahwa Indonesia memiliki banyak pekerjaan rumah (PR) untuk naik level menjadi high income country (negara berpendapatan tinggi), mulai dari memperbaiki sumber daya manusia, menyediakan infrastruktur yang bagus, dan memperbaiki institusi dan kelembagaan.
Namun menurutnya, meskipun banyak PR yang harus diselesaikan, ia berharap hal ini tidak membuat para mahasiswa merasa kecil hati bahkan sampai bermental pecundang. Melainkan, mahasiswa sebagai calon generasi penerus harus bermental pemenang, salah satunya dengan belajar dari negara maju untuk menerapkannya di Indonesia.
"Saya bicara di depan para mahasiswa yang pinter-pinter, Anda mulai merasakan bahwa PR kita sebagai bangsa itu begitu banyak, ini tidak membuat kita menjadi kecil hati, tidak membuat kita menjadi tidak bersemangat, atau bahkan mentalnya mental pecundang, looser," pesannya dalam acara Kuliah Umum Menteri Keuangan "Ketahanan Ekonomi Dalam Perspektif Lokal, Nasional, dan Global di STKIP PGRI Sumenep, Kamis (2/2/2023).
"Kalau kita kurang, kita masih belum cukup, mental pemenang adalah oke kita start dari sini kita lihat negara lain bagus, kita contoh aja," ujarnya.
Ia bercerita, dulu saat ia pertama kali menjadi Menteri Keuangan ia dihadapkan dengan banyak PR, seperti korupsi, tidak akuntabel, tidak transparan dan permasalahan institusi lainnya. Namun, ia mengatakan tidak akan selesai permasalahan tersebut jika hanya dikomparasikan dengan institusi lain yang lebih bagus dan hanya dikeluhkan saja.
"Waktu saya jadi Menkeu pertama 'oh ini kementerian keuangan sarangnya korupsi, tidak akuntabel, tidak transparan' kan saya juga bisa ikut mengeluhkan, sama kayak Anda semuanya kalau mengatakan 'oh itu loh di negara lain bagus' kan kita bisa cuma membuat komparasi saja, tapi untuk membenahi dibutuhkan banyak sekali, seperti detail kepemimpinan, organisasinya makin bersih, mengukur kinerja [..] bukan berarti kita tidak memperbaiki, dibutuhkan lebih dari 10 tahun untuk memperbaiki sebuah institusi," jelasnya.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar mahasiswa tidak hanya mengeluh dengan kondisi Indonesia melainkan mencoba dan melakukan yang terbaik untuk Indonesia.
"Jangan cuma mengeluh saja, ini ruwet ini kompleks, akhirnya kita cuma mengeluh terus, tapi kalau dikerjain ya tidak selalu mudah tapi lebih baik kita mencoba dan mungkin kita menjadi juara daripada menjadi pecundang," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Dunia Terancam Resesi Berjamaah di 2023, Nasib RI Gimana?
(miq/miq)