Omongan Jokowi Tak Lagi Suram, Sri Mulyani & BI Gimana?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini tak lagi menggembar-gemborkan kepada publik mengenai suramnya ekonomi dunia. Pernyataan Jokowi saat ini lebih bernuansa positif.
Nada optimisme Jokowi apakah juga sejalan dengan pandangan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia (BI)?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dua hari lalu atau tepatnya pada 31 Januari 2023, mengungkapkan bahwa ketegangan ekonomi global mulai mereda pada kuartal IV-2022.
Kendati demikian, kata Sri Mulyani masih ada beberapa risiko yang masih akan pemerintah cermati.
"Tekanan global mereda pada akhir kuartal IV-2022. Tekanan inflasi global mulai berkurang meskipun kita melihat tetap pada tingkat tinggi, seiring dengan masih tingginya harga-harga energi dan pangan," jelas Sri Mulyani dikutip Kamis (2/2/2023).
Risiko lainnya yang juga menjadi perhatian pemerintah, kata Sri Mulyani yakni masih berlanjutnya gangguan rantai pasok, serta masih ketatnya pasar tenaga kerja di Amerika Serikat dan Eropa.
Oleh karena itu, Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada tahun ini. Menurut Sri Mulyani, pertumbuhan ekonomi di tanah air pada 2023 tidak akan sekuat tahun lalu yang diprediksi dapat mencapai 5,2% hingga 5,3%.
Kendati demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga optimistis, bahwa ekonomi Indonesia bisa melaju di atas 5% pada 2023.
Optimisme tersebut dengan melihat adanya pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pada Desember 2022.
Selain itu, kata dia aliran masuk penanaman modal asing (PMA) yang meningkat dan berlanjutnya penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) bisa menjadi booster pertumbuhan ekonomi.
"Ke depan, pertumbuhan ekonomi nasional 2023 diperkirakan tetap kuat, meskipun sedikit melambat sebagai dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi global," ujar Sri Mulyani.
Sementara itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, bank sentral memutuskan untuk menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari sebelumnya 2,6% menjadi 2,3%.
Saat menyampaikan sambutannya dalam Laporan Transparansi dan Akuntabilitas Bank Indonesia (LTABI) 2022 pada 30 Januari 2023, Perry menyebut pihaknya masih akan waspada, karena perekonomian global masih belum bersahabat.
"Tahun 2023 kita harus waspada, global masih belum bersahabat, masih bergejolak," ujar Perry dikutip Kamis (2/2/2023).
Kendati demikian, BI optimistis dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 4,5% hingga 5,3%. "Kemungkinan sekitar 4,9%, bisa saja dengan konsumsi cepat, bisa mengarah ke 5%," jelas Perry.
Perry juga mengungkapkan, pihaknya terus akan mengawal Indeks Harga Konsumen (IHK) pada tahun ini, dengan terus mewaspadai efek kenaikan harga barang impor atau imported inflation terhadap nilai tukar.
"Kebijakan stabilisasi nilai tukar juga terus dilakukan dalam rangka mengendalikan imported inflation," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, dalam Konferensi Pers KSSK, Selasa (31/1/2023).
Perry menegaskan BI bertekad untuk mengembalikan laju inflasi ke kisaran normal 2%-4% pada semester II-2023.
BI sendiri yakin bahwa kenaikan suku bunga acuan, BI-7 Day Reverse Repo Rate, sebesar 225 basis points (bps) telah memadai untuk menurunkan inflasi inti.
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam berbagai pidatonya tak lagi banyak menyebut tentang 'kesuraman' ekonomi global yang bisa membayangi perekonomian tanah air.
Beberapa pidatonya beberapa kesempatan, Jokowi kini lebih senang untuk mengajak masyarakat lebih bersyukur, karena Indonesia telah berhasil keluar dari petaka yang diakibatkan dari pandemi Covid-19.
Jokowi juga menekankan bahwa saat ini tekanan ekonomi global mulai mereda. Sehingga awan gelap yang dahulu selalu diungkapkan ke publik, sepertinya tidak akan terjadi.
"Saya dapat info tekanan global, tekanan ekonomi global terhadap ekonomi kita sudah agak mereda. Apa yang dulu kita takutkan banyak yang tak terjadi. Ini patut kita syukuri," jelas Jokowi kemarin dalam Mandiri Investment Forum 2023 di Hotel Fairmont, Jakarta.
[Gambas:Video CNBC]
Jokowi Puji Hubungan Sri Mulyani & Bos BI yang Akur
(cap/cap)