
Bikin Malu! Produk Olahan Telur, RI Sampai Impor dari India

Jakarta, CNBC Indonesia - Penggunaan produk olahan telur atau biasa disebut dengan tepung telur semakin masif, utamanya untuk produk olahan makanan yang membutuhkan bahan dasar telur. Namun demikian, diketahui produk tepung telur yang digunakan oleh industri makanan di dalam negeri saat ini merupakan produk impor, paling banyak dari India.
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), importasi produk olahan telur itu terus naik dari tahun ke tahun. Data terakhir, pada 2020 impor tepung telur impor mencapai 2.148 ton, paling banyak dari India.
Angka ini terus mengalami kenaikan dibandingkan periode sebelumnya. Misalnya impor tepung kuning telur dan putih telur pada 2015 sebesar 1.310,33 ton. Volume impor meningkat menjadi 1.785,1 ton pada 2018.
Adapun alasan mengapa Indonesia masih kecanduan impor tepung telur. Menurut Ketua Umum Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) Pardjuni adalah karena harga telur di dalam negeri masih tergolong mahal dan harganya fluktuatif atau tidak stabil.
![]() Rizal Ansori mengambil telur di kandang ayam miliknya di jalan Betet 1, Pengasinan, Kec. Gn. Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/8/2022). Harga telur ayam ras tengah bergerak naik lagi, bahkan kini di Jakarta sudah tembus Rp33.000 per kg. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) |
"(Harga telur di Indonesia) masih fluktuatif. Jadi memang karena masih belum stabil ya. Artinya, pada saat tertentu harganya mahal, seperti kemarin harganya sampai Rp25.000 per kg, tapi pada saat tertentu sampai Rp15.000 per kg. Begitu telur mahal, mesin (pengolah tepung telur) itu pasti berhenti," kata Pardjuni kepada CNBC Indonesia, Rabu (1/2/2023).
Sehingga, menurut dia, untuk membangun pabrik pengolahan tepung telur di dalam negeri masih menjadi hal yang mustahil.
"Kita pun sebenarnya juga sudah rencana mau dibangun pabrik tepung telur, tetapi kan memang pabrik tepung telur ini juga memerlukan raw material yang juga harganya masuk. Kalau harganya sekarang di atas Rp20.000 terus, atau di atas Rp22.000. Saya kira pabrik tepung telur di Indonesia tidak akan jalan, karena costnya pasti mahal, HPP nya tinggi," tukasnya.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Malu-maluin! Produk Olahan Telur RI Harus Impor