
Harga BBM Pertalite Turun Lagi di 1 Februari? Ini Kata ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi diperkirakan akan berubah lagi pada 1 Februari 2023. Seperti biasa, badan usaha penyalur BBM non subsidi melakukan perubahan harga BBM non subsidi setiap tanggal 1 di setiap bulannya.
Lantas, bagaimana dengan harga BBM bersubsidi, terutama Pertalite? Apakah akan ada perubahan juga pada 1 Februari 2023?
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji buka suara terkait hal ini. Tutuka mengatakan, pihaknya masih melihat perkembangan fluktuasi harga minyak mentah dunia.
Untuk harga keekonomian BBM Pertalite terakhir di periode Januari 2023 ini menurutnya masih di atas Rp 1.000 per liter dari harga yang dibanderol saat ini Rp 10.000 per liter, sehingga pemerintah belum menurunkan harga BBM Pertalite.
"Kita lihat terus perkembangan minyak dunia, jadi minyak dunia itu tidak turun juga, naik turun naik turun, sekarang mau naik lagi malahan, jadi coba lihat saja harga minyak dunia. Kalau harga (minyak) kemarin agak rendah itu ternyata kalau kita cek masih ada di sekitar Rp 1.000 berapa (selisihnya), dengan harga Pertalite yang saat ini jadi harga keekonomiannya masih tinggi Rp 11 ribu, jadi kita tidak mengubah harga Pertalite, ya disubsidi tadi," paparnya saat konferensi pers, Senin (30/01/2023).
Dia pun menegaskan, dengan pemerintah masih memberikan subsidi Rp 1.000 per liter, maka pemerintah memutuskan belum melakukan perubahan harga BBM Pertalite.
"Jadi kita belum ubah karena memang kondisinya harga keekonomiannya masih di atas harga Pertalite saat ini yang disubsidi," ucapnya.
Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira sempat memperkirakan, melihat kondisi harga minyak mentah dunia saat ini dan juga kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) sebagai faktor penentu harga BBM, maka ada kecenderungan harga akan mengalami penurunan.
"Kalau (BBM) non subsidi perkiraan akan turun karena variabel pembentuk harga keekonomian juga turun. Minyak mentah yang berada di kisaran US$ 80 per barel dan kurs Rupiah yang lebih menguat jadi faktor utama tren harga BBM non subsidi turun pada Februari," tuturnya.
Perkiraan harga turun BBM non subsidi ini merupakan hal yang positif, Bhima menyebutkan hal ini juga bisa menjadi pergerakan ekonomi pasca pencabutan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) oleh pemerintah.
"Tentu ini positif ya bagi gerak ekonomi paska pencabutan PPKM," tandasnya.
Menurutnya, harga keekonomian BBM Pertamax (RON 92) bisa turun di kisaran harga Rp 11.900 per liternya.
"Pertamax bisa di bawah 11.900 per liter," ucap Bhima.
Selain itu, untuk BBM bersubsidi seperti Pertalite (RON 90) dan Solar Subsidi juga diharapkan bisa mengalami penurunan harga. Bhima mengungkapkan hal tersebut menimbang beban subsidi yang turut berkurang karena harga minyak mentah dunia yang turun dan kurs Rupiah yang menguat.
Berdasarkan perhitungannya, harga keekonomian BBM Pertalite bisa menyentuh harga Rp 8.000 per liter, sedangkan Solar subsidi di kisaran harga Rp 5.500 per liter.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Rp 10.000, Terungkap Segini Harga Asli BBM Pertalite