
Juara 3 Taun, Ini yang Bikin Jabar 'Rajai' Investasi di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Provinsi Jawa Barat kembali meraih realisasi investasi tertinggi pada 2022 senilai Rp 174 triliun. Capaian ini menempati posisi Jabar yang teratas di Indonesia sebagai provinsi dengan realisasi investasi tertinggi selama tiga tahun berturut-turut dari 2020-2022.
"Realisasi investasi di Jabar (2022) masih yang tertinggi (secara nasional) sekitar Rp 174 triliun," kata Gubernur Jabar Ridwan Kamil dikutip dari siaran pers, Senin (30/1/2023).
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada 2020, nilai investasi ke Jabar mencapai Rp 120 triliun atau 14,6% dari total realisasi investasi nasional Rp 826,2 triliun. Investasi ke Jabar kembali yang tertinggi pada 2021 dan meningkat 15,6% dari tahun sebelumnya, yakni sebesar Rp 136 triliun.
Nilai ini juga melampaui target yang ditetapkan BKPM, yaitu Rp 127 triliun. Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, mengungkapkan Jabar menjadi juara investasi selama tiga tahun berturut-turut tersebut merupakan anomali. Pasalnya, selama rentang 2020-2022 pandemi Covid-19 memorak-porandakan sendi perekonomian Indonesia.
"Anomali lainnya adalah tingginya upah buruh di Jabar ternyata tak menyurutkan perusahaan baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) untuk berinvestasi di Jabar," ujar dia.
Kang Emil pun mengungkapkan alasan Jabar selalu jadi primadona para investor. Pertama, infrastruktur di Jabar paling memadai dibandingkan daerah lainnya di Indonesia.
"Bahkan sembilan ruas jalan tol kini sedang dibangun di berbagai daerah, termasuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang direncanakan Juni 2023 mulai beroperasi dan menjadi proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara," lanjutnya.
Selain itu ada Pelabuhan Patimban yang masuk dalam wilayah Metropolitan Rebana di utara Jabar. Menurut dia, jika pembangunannya rampung 100%, Patimban akan menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia.
Alasan kedua, Sumber Daya Manusia (SDM) Jabar dinilai investor paling produktif se-Indonesia. Para pengusaha menurutnya, mengaku tidak rugi membayar upah mahal karena sebanding dengan produktivitas yang dihasilkan.
Faktor berikutnya yang menjadi pertimbangan investasi ke Jabar, yaitu mudahnya mengurus perizinan. Apalagi ketika daerahnya masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Dia juga memiliki cara khusus dalam menggaet investor. Ia menekankan jajarannya agar tidak "jaga warung", melainkan "jemput bola" atau menawarkan langsung kepada calon investor mengenai kelebihan berinvestasi di Jabar.
Dia juga menuturkan, dengan nilai realisasi investasi tertinggi ini, Jabar memberikan andil besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Di mana pada kuartal IV- 2022, ekonomi Jabar tumbuh di angka 5,7%. Realisasi investasi ini pun berbanding lurus dengan serapan tenaga kerja.
"Per hari ini pengangguran terbuka sudah turun. Karena di mana ada investasi, di situ ada pertumbuhan serta pengurangan pengangguran," ucapnya.
Bahkan, tegas dia, penurunan kemiskinan di Indonesia paling banyak pada 2022 adalah Jabar. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis lima provinsi dengan penurunan orang miskin terbanyak. Peringkat pertama adalah Jabar (17,36 ribu), DKI Jakarta (7,11 ribu), Lampung (6,82 ribu), Sumatera Utara (6,1 ribu), Bengkulu (4,3 ribu).
Di samping itu, Jabar juga tidak masuk dalam provinsi dengan jumlah orang miskin terbanyak yang dirilis BPS per September 2022 lalu.
"Ini menunjukkan bahwa ekonomi Jabar di hari ini sudah hampir setara dengan sebelum Covid-19. Bahkan ada anomali yang kami kira investasi turun, tapi malah meningkat pesat. Tahun 2023 ini kita akan masuk dalam tahap normalisasi," pungkas dia.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ridwan Kamil Juara! Ini 5 Daerah Incaran Investor
