
Eks PM Inggris Blak-blakan Pernah Diancam Nuklir oleh Putin

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengungkapkan sejumlah komunikasinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, termasuk yang dilakukan beberapa hari sebelum Rusia melancarkan serangan militer ke Ukraina.
Dalam sebuah kesaksian kepada BBC, Johnson mengaku pernah diancam Putin dalam suatu panggilan telepon pada Februari tahun lalu. Saat itu, Johnson sedang mengingatkan Putin bahwa serangan ke Ukraina akan berakibat pada sanksi Barat yang pedih bagi Rusia.
Putin pun, menurutnya, melontarkan reaksi yang sangat keras. Bahkan, reaksi ini dilontarkan kendati Johnson menegaskan Ukraina tidak akan diizinkan untuk masuk menjadi anggota aliansi pertahanan NATO dalam waktu dekat.
"Putin mengancam saya pada satu titik, dan ia berkata, 'Boris, saya tidak ingin menyakitimu tetapi, dengan misil, itu hanya akan memakan waktu satu menit' atau semacamnya," paparnya dikutip Senin, (30/1/2023).
Meski begitu, Johnson mengatakan panggilan telepon dengan Putin itu dilakukan dengan suasana yang akrab.
"Tapi saya pikir dari nada yang sangat santai yang dia ambil, semacam sikap detasemen yang tampaknya dia miliki, dia hanya bermain-main dengan upaya saya untuk membuatnya bernegosiasi."
Sembilan hari kemudian, pada 11 Februari, Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace terbang ke Moskow untuk bertemu timpalannya dari Rusia, Sergei Shoigu. Wallace mengaku ia pergi dari Rusia setelah mendapatkan jaminan Kremlin tidak akan menyerang Ukraina, meski hal itu diyakini sebagai kebohongan oleh keduanya.
"Saya akan berbohong kepada Anda, Anda tahu saya berbohong dan saya tahu Anda tahu saya berbohong dan saya masih akan berbohong kepada Anda," papar Wallace seraya menggambarkan pikiran yang timbul dalam diskusi itu.
Saat meninggalkan pertemuan, Wallace mengatakan Kepala Staf Umum Rusia, Jenderal Valery Gerasimov, menebalkan poin bahwa bahwa negaranya tidak akan pernah lagi dipermalukan.
"Cukup mengerikan, tetapi kebohongan langsung telah menegaskan keyakinan saya bahwa Rusia akan menyerang."
Putin sendiri menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022 lalu. Ia beralasan bahwa niatan Kyiv untuk bergabung dengan NATO merupakan salah satu ancaman bagi negaranya.
Selain itu, Putin berniat untuk mengambil wilayah Donetsk dan Luhansk yang sebelumnya dikendalikan Ukraina. Ini untuk membebaskan masyarakat etnis Rusia yang disebutnya mengalami persekusi dari kelompok ultra nasionalis Ukraina.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jreng! Boris Johnson Nongol, Ini Calon PM Inggris Ganti Truss
