Internasional

Kronologi Al-Quran Dibakar hingga IKEA CS Terancam Diboikot

News - Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
27 January 2023 07:40
Seorang pengunjuk rasa memegang Alquran saat demonstrasi di depan kedutaan Swedia di Baghdad sebagai tanggapan atas pembakaran Alquran di Swedia, Senin, 23 Januari 2023. (AP/Hadi Mizban) Foto: Seorang pengunjuk rasa memegang Alquran saat demonstrasi di depan kedutaan Swedia di Baghdad sebagai tanggapan atas pembakaran Alquran di Swedia, Senin, 23 Januari 2023. (AP/Hadi Mizban)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus pembakaran kitab suci Al-Qur'an di Swedia membuat geram berbagai pihak. Bukan hanya masyarakat Muslim tapi juga Gereja Ortodoks di Rusia. 

Peristiwa ini terjadi saat aksi protes Turki dan tolak Swedia bergabung dengan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Demonstrasi yang terjadi di kota Stockholm pekan lalu pun diwarnai aksi pembakaran salinan Al-Qur'an.

Bagaimana Kronologinya?

Pembakaran dilakukan seorang politisi anti-imigran bernama Rasmus Paludan. Ia membakar salinan Alquran di dekat Kedutaan Besar Turki di kota Stockholm.

Paludan merupakan pemimpin partai Stram Kurs (Garis Keras) sayap kanan Denmark. Protes yang dilakukan Paludan terhadap Islam tersebut adalah upaya untuk mengkritik NATO, Turki, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait mempengaruhi kebebasan berekspresi di Swedia.

Seperti diketahui, Swedia dan Finlandia tahun lalu mendaftar untuk bergabung dengan NATO setelah serangan Rusia ke Ukraina. Semua, 30 negara anggota NATO, harus menyetujui tawaran mereka.

Namun Turki mengatakan Swedia khususnya harus terlebih dahulu mengambil sikap yang lebih jelas terkait teroris. Terutama militan Kurdi dan kelompok yang disalahkan atas upaya kudeta tahun 2016.

Turki Murka

Kementerian Turki mengaku murka dengan kejadian pembakaran itu. Ankara mendesak Swedia untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku dan mengundang semua negara untuk mengambil langkah nyata melawan Islamofobia.

"Kami mengutuk sekeras mungkin serangan keji terhadap Kitab Suci kami ... Mengizinkan tindakan anti-Islam ini, yang menargetkan umat Islam dan menghina nilai-nilai suci kami, dengan kedok kebebasan berekspresi yang sepenuhnya tak bisa diterima," demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Turki seperti dikutip dari Reuters.

Hal yang sama juga disampaikan langsung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia memperingatkan Swedia tidak mengharapkan dukungannya untuk bergabung dengan NATO setelah kejadian pembakaran Alquran tersebut.

"Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan dari kami untuk NATO," kata Erdogan dalam tanggapan resmi pertamanya, dilansir AFP.

"Jelas bahwa mereka yang menyebabkan aib seperti itu di depan kedutaan besar negara kita tidak dapat lagi mengharapkan kebaikan dari kita terkait permohonan mereka untuk menjadi anggota NATO," tambahnya.

Respons Pemerintah Swedia

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pun mengecam aksi tersebut sebagai "tindakan yang sangat tidak sopan". Aksi itu juga meningkatkan ketegangan dengan antara Swedia dan Turki.

"Kebebasan berekspresi adalah bagian mendasar dari demokrasi. Tapi apa yang legal belum tentu sesuai. Membakar buku yang suci bagi banyak orang adalah tindakan yang sangat tidak sopan," tegas Kristersson dalam cuitannya.

Dia pun bersimpati dan meminta maaf kepada umat Muslim di seluruh dunia. "Saya ingin mengungkapkan simpati saya untuk semua Muslim yang tersinggung dengan apa yang terjadi di Stockholm hari ini," ucapnya.

Meski demikian pernyataannya tak cukup menetralkan. Protes dan ancaman boikot menyeruak di sejumlah negara.

IKEA Cs Terancam Diboikot

Buntut aksi pembakaran Al-Qur'an di Stockholm, boikot pun terjadi. Parlemen Kuwait menyerukan memboikot produk-produk asal Swedia.

Dalam sebuah sesi, 41 anggota parlemen mengecam pembakaran kitab suci umat Islam yang dilakukan oleh Paludan. Mereka menyebut langkahnya memprovokasi perasaan umat Islam di seluruh dunia.

"Kami juga mengutuk pemerintah Swedia karena memberikan izin untuk melakukan tindakan tersebut dan menghimbau semua anggota parlemen di dunia untuk memboikot pemerintah Swedia dan semua pemerintah yang tidak menghormati nilai-nilai suci umat Islam," ujar pernyataan bersama itu dikutip Middle East Monitor.

Parlemen bukan yang pertama menyerukan boikot di Kuwait. Senin, koperasi negeri itu juga telah mengumumkan boikot produk Swedia sebagai protes atas tindakan provokatif yang dilakukan Paludan.

Seruan boikot juga datang dari Mesir, Rabu. Ini dilakukan lembaga Islam terkemuka, Al-Azhar. Bukan hanya Swedia, boikot juga disuarakan ke Belanda. Pasalnya aksi Paludan diikuti sehari setelahnya oleh politisi Belanda Edwin Wagensveld, yang membagikan video aksi provokatif merobek-robek Alquran di depan gedung parlemen di Den Haag.

Negara mayoritas Muslin di Afrika, Mauritania, juga menyerukan hal yang sama. Salah satu tokoh ulama di sana, Mohamed El-Hassan Ould-Dedew menyerukan hal itu.

Ia mengatakan bahwa barang-barang Swedia dan Swedia sendiri, harus diboikot. Al-Dedew pun mengajak negara Islam memutuskan hubungan dengan pemerintah Swedia sampai permintaan maaf resmi muncul.

Produk-produk Swedia yang terancam diboikot mulai dari Assa Abloy, Electrolux, Ericsson, Essity, H&M, IKEA, Skansha, Spotify, Vattenfall, hingga Volvo.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Al Quran Dibakar, IKEA Cs Terancam Diboikot


(sef/sef)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading