Selain APBN, Ini 3 Motor Penggerak Ekonomi Indonesia

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
26 January 2023 21:10
Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2023, dengan tema Financial Inclusion and ESG: The Road to Equitable and Economic Prosperity di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (26/1/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2023, dengan tema Financial Inclusion and ESG: The Road to Equitable and Economic Prosperity di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (26/1/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) seringkali menjadi pemain tunggal dalam menggerakkan roda perekonomian di dalam negeri, yang berakibat pada tingginya kenaikan angka defisit APBN dalam 2 tahun ke belakang.

Namun pada 2022, APBN tidak lagi menjadi satu-satunya penggerak ekonomi negeri, lanjut Sri Mulyani. Sepanjang tahun 2022 ada 3 penggerak perekonomian lainnya yang tumbuh positif, yakni konsumsi, investasi, dan ekspor. Hal inilah yang mampu membawa angka defisit pada 2022 menurun tajam ke level 2,38%.


"APBN mulai bisa mundur pada saat motor yang lain yaitu consumption, investment dan export tumbuh secara sangat tinggi dan pulih. Inilah strategi yang kita terus lihat: makro, sektoral, regional sampai kepada mikro pelaku," lanjutnya.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa sebelumnya pemerintah sempat khawatir proses pemulihan ekonomi di akhir tahun 2022 terganggu akibat pelonggaran lockdown di China yang dapat memungkinkan penyebaran Covid-19. Namun untungnya, resiko tersebut tidak terjadi.

"Kita lihat sepanjang kuartal ke empat tahun lalu tidak ada disrupsi yang cukup besar menjelang akhir tahun meskipun waktu itu kita juga concern mengenai pembukaan di RRT (Republik Rakyat Tiongkok) apakah menimbulkan spread dari Covid-19, ternyata juga tidak menimbulkan dampak yang signifikan," ujarnya.

Dengan melihat data pertumbuhan konsumsi, investasi, dan ekspor yang impresif ini, bendahara negara optimis momentum pemulihan ekonomi Indonesia dapat berlanjut di tahun ini.

"Sehingga momentum itu terjaga, sehingga kita cukup confident di 2022 kita menutup dengan pertumbuhan ekonomi yang tadi, dari sisi agregat demand semuanya berkontribusi," katanya.

"Ini consumption kita tumbuh di 5%, investment kita juga tumbuh di atas atau mendekati hampir 6%, dan ekspor kita yang relatid sangat kuat. Sehingga government spending bisa tidak menjadi satu-satunya motor seperti yang terjadi tahun 2020 dan 2021," pungkasnya.


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penampakan Barang Ilegal Rp 49 M yang Disikat Sri Mulyani Cs

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular