Putin Ngamuk Lagi! Ukraina Dihujani Rudal

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
26 January 2023 20:42
Tim penyelamat Ukraina bekerja di lokasi setelah serangan rudal Rusia di pasar lokal di desa Shevchenkove, wilayah Kharkiv pada 9 Januari 2023. (AFP/SERGEY BOBOK)
Foto: Tim penyelamat Ukraina bekerja di lokasi setelah serangan rudal Rusia di pasar lokal di desa Shevchenkove, wilayah Kharkiv pada 9 Januari 2023. (AFP/SERGEY BOBOK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali meluncurkan serangan rudal ke Ukraina pada Kamis, (26/1/2023) pagi waktu setempat. Hal ini terjadi saat Moskow terus menyerang wilayah Kyiv demi menguasai wilayah Timur negara itu.

Militer Ukraina mencatat ada 30 rudal yang menghujani hampir seluruh wilayah negeri. Meski begitu, pihak tentara mengatakan sistem pertahanannya bekerja untuk menghalau serangan.

"Kami memperkirakan lebih dari 30 rudal, yang sudah mulai muncul di berbagai wilayah. Sistem pertahanan udara berfungsi," kata Juru Bicara Militer Ukraina, Yuriy Ignat, kepada media lokal dikutip AFP.

Dalam laporan Euronews, wartawan mulai mendengar peringatan serangan udara berbunyi di seluruh negeri saat warga sedang sibuk untuk berangkat kerja. Di Kyiv, sebagian besar warga memilih berlindung di stasiun bawah tanah dengan duduk di atas selimut.

Rusia telah menargetkan infrastruktur penting Ukraina dengan drone dan rudal sejak Oktober lalu. Ini menyebabkan pemadaman nasional selama musim dingin.

Semalam, pasukan Ukraina mengatakan pertahanan anti-pesawatnya telah menembak jatuh semua 24 drone yang dikirim oleh Rusia. Lima belas drone jatuh di sekitar ibu kota Kyiv dan tidak ada laporan kerusakan apapun.

"Pertahanan udara sibuk bekerja semalaman melawan serangan udara (Rusia), menyelamatkan nyawa yang berpotensi tak terhitung jumlahnya di #Kyiv dan di seluruh (Ukraina)," tulis Melinda Simmons, duta besar Inggris untuk Ukraina, di Twitter.

Perusahaan listrik DTEK juga mengklaim sedang melakukan pemadaman darurat tenaga listrik di sekitar wilayah Kyiv serta Odessa dan Dnipropetrovsk karena ancaman serangan udara.

Serangan hari Kamis terjadi setelah Jerman setuju untuk memasok 14 tank Leopard 2 ke Ukraina yang akibatnya membuka jalan bagi negara lain untuk melakukan hal yang sama. Amerika Serikat (AS) juga ikut mengirimkan tank Abrams buatannya untuk militer negara pimpinan Presiden Volodymyr Zelensky itu.

Tindakan seperti itu disambut permusuhan oleh Moskow, yang menganggapnya sebagai eskalasi yang 'sangat berbahaya.'


(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Diam-Diam Kembangkan Rudal, Jangkauan JKT-Semarang Lewat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular