
Jokowi: Kalau Lockdown, 2-3 Minggu Kita Rusuh

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menceritakan bagaimana kilas balik dirinya saat mengambil keputusan dalam penanganan Covid-19. Ia mengatakan dirinya harus bersemedi tiga hari untuk memutuskan tidak lockdown.
Meski banyak yang menekannya kala itu, ia tak mau tergesa-gesa dan keliru. Pasalnya bila dilakukan bisa saja rusuh.
"Tekanan-tekanan seperti itu pada saat mengalami krisis dan kita tidak jernih, kita tergesa-gesa, kita bisa keliru," katanya dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (26/1/2023).
"Coba saat itu kita putuskan lockdown itungan saya dalam 2-3 minggu rakyat sudah tiak bisa memiliki peluang, yang kecil untuk mencari nafkah semua ditutup, negara tidak bisa memberi bantuan kepada rakyat apa yang terjadi. Rakyat pasti rusuh," tambahnya.
Tanpa lockdown saja, kenang Jokowi ekonomi RI tetap terpukul. Penerimaan negara anjlok 16%, sementara pada saat yang sama belanja harus naik 12%.
"Gimana coba?" lanjutnya.
Sebelumnya, Jokowi juga mengatakan tidak ada standar maupun pakem dalam penanganan Covid-19 di 2020. Sebab, belum ada yang memiliki pengalaman dalam menangani permasalahan itu.
"Kita ingat awal-awal dari WHO disampaikan, saya bertanya pada mereka, presiden nggak usah pakai masker, yang pakai masker hanya yang batuk-batuk saja, yang kena saja," kata Jokowi menceritakan diskusinya dengan WHO.
"Tidak sampai seminggu, semua pakai masker. Mereka bingung, kita juga bingung," lanjut kepala negara.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi: Ekonomi RI Bisa -17% Jika Lockdown di Awal Covid