Ada Kecemburuan Sosial di Balik Bentrok Maut Smelter PT GNI

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
26 January 2023 10:40
Suasana Terkini PT GNI Morowali Utara Usai Bentrokan Maut. (Dok. Polda Sulteng)
Foto: Suasana Terkini PT GNI Morowali Utara Usai Bentrokan Maut. (Dok. Polda Sulteng)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) menilai bentrokan yang terjadi antar pegawai PT Gunbuster Nickel Industry atau PT GNI beberapa waktu lalu disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yakni adanya kecemburuan sosial oleh pekerja lokal terhadap perlakuan GNI kepada tenaga kerja asing (TKA).

Ketua Umum Perhapi Rizal Kasli tak menampik bahwa di perusahaan tersebut mempekerjakan TKA dalam jumlah yang cukup besar, yakni sekitar 1.300 orang atau 10% dari total pekerja secara keseluruhan. Ini dilakukan lantaran investor dan teknologi yang digunakan berasal dari negara China.

Sehingga perusahaan membutuhkan tenaga kerja asing yang diperlukan agar konstruksi dan operasional dapat berjalan sesuai rencana dan berlangsung baik. Hal itu lah kemudian yang menyebabkan adanya kecemburuan sosial.

"Kecemburuan sosial memang sering terdengar dari pekerja lokal karena beberapa isu seperti adanya pemakaian buruh kasar, yang seharusnya bisa menggunakan tenaga kerja lokal," ujar Rizal kepada CNBC Indonesia, Kamis (26/1/2023).

Berikutnya seperti masalah gaji, fasilitas dan sosialisasi antar karyawan. Hal-hal tersebutlah yang menurut Rizal diperkirakan tidak terpetakan dengan baik dan tidak disosialisasikan dengan baik sehingga muncul keresahan di kalangan para pekerja.

Meski begitu, Rizal meyakini perusahaan telah mengajukan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) kepada pihak berwenang. Sehingga perusahaan bisa mendatangkan TKA untuk dipekerjakan di sana.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bakal memanggil PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) dalam waktu dekat. Hal tersebut menyusul adanya insiden bentrokan antar karyawan yang akhirnya merenggut dua korban jiwa.

Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenkomarves Septian Hario Seto menyayangkan adanya para provokator yang memicu aksi kekerasan. Adapun para provokator tersebut saat ini sudah diamankan dan akan ditindak sesuai hukum serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

"Perusahaan akan dipanggil dan diminta secara tegas melaksanakan Standar ESG dan standar K3L yang lebih baik," kata Seto kepada CNBC Indonesia Selasa (16/1/2023).

Menurut Seto, Indonesia sendiri sebetulnya sudah mempunyai benchmark Environmental, Social and Governance (ESG yang baik di Sorowako. Hal tersebut menurutnya dapat dijadikan contoh untuk perusahaan lain.

Seperti diketahui, bentrokan di PT GNI yang melibatkan Warga Negara Asing (WNA) dan juga Warga Negara Indonesia (WNI) atau warga lokal telah merenggut dua korban jiwa. Di mana satu orang merupakan WNA dan satu orangnya lagi adalah warga lokal.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Iklim Investasi Bisa Kena Dampak, PT GNI Diminta Bebenah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular