Impor Cukup Banyak, Setetes Minyak Berharga Buat RI

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
25 January 2023 15:15
Wilayah Kerja (WK) Pangkah yang dioperasikan oleh Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) selaku Anak Perusahaan PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina,
Foto: Wilayah Kerja (WK) Pangkah yang dioperasikan oleh Saka Indonesia Pangkah Limited (SIPL) selaku Anak Perusahaan PGN Saka, afiliasi dari PGN Subholding Gas Pertamina, (Dok. SKK Migas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM) masih cukup tinggi. Oleh sebab itu, setetes minyak yang diproduksikan dari lapangan migas dalam negeri sangat cukup berarti.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa proses penandatanganan dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk wilayah kerja (WK) West Kampar dan Jabung Tengah merupakan momen yang cukup bagus bagi Indonesia. Terutama untuk upaya peningkatan produksi migas nasional.

"Tadi disebutkan oleh Pak Dirjen mengenai potensi dari kedua blok ini dan keduanya berada di Sumatera bagian tengah yang dimana dua duanya dari sisi market gak ada masalah. Kalau minyak sudah jelas karena Indonesia masih impor cukup banyak jadi manakala ada satu tetes minyak sudah sangat hal yang berharga buat negara kita," kata Dwi dalam acara Penandatanganan Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja, Rabu (25/1/2023).

Begitu pula dengan proses komersialisasi untuk gas bumi, menurut Dwi wilayah Sumatera bagian tengah masih mempunyai prospek yang bagus, Mengingat, terdapat industri lain seperti Pupuk, PT PLN, dan Pertamina Hulu Rokan yang membutuhkan pasokan gas bumi.

"Kemudian juga bisa ke Jawa Barat. Kalau ada kelebihan masih bisa ke Batam akan berkembang cukup pesat, sudah banyak yang sekarang minta alokasi gas. Jadi gak ada masalah dan itupun kalau masih lebih ada ekspor ke Singapura," kata dia.

Menurut Dwi, Blok West Kampar sendiri merupakan blok eksploitasi yang sempat berproduksi hingga tahun 2018. West Kampar berada di atas lahan seluas 4,490.71 km2 dan memiliki estimasi sumber daya minyak sebesar 130 juta barel minyak (mmbo).

"Kami berharap pemegang hak partisipasi untuk secepat mungkin segera mengoperasikan West Kampar ini untuk menambah produksi minyak. Jabung Tengah kita berharap bisa start segera untuk pekerja komitmen pastinya dan mudah mudahan bisa kita dorong untuk maju ke POD yang baru," kata dia.

Seperti diketahui, dari hasil penandatanganan West Kampar dan Jabung Tengah, penerimaan negara dari signature bonus mencapai US$ 400.000 atau Rp 5,9 miliar (asumsi kurs Rp 14.993/US$). Sementara itu, untuk total investasi komitmen pasti dari penandatanganan tersebut mencapai US$ 49.109.982 atau Rp 734 miliar.

"Kontraktor telah menyelesaikan seluruh kewajiban administrasi yaitu pembayaran bonus tanda tangan," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam acara Penandatanganan Kontrak Kerja Sama Wilayah Kerja, Rabu (25/1/2023).

Tutuka pun berharap melalui penandatanganan kontrak kerja sama ini, dapat meningkatkan cadangan produksi migas nasional. Mengingat, kondisi produksi migas nasional terus mengalami penurunan. "Semoga ini menjadi suatu bukti bahwa industri hulu migas di Indonesia cukup menarik," ujarnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ahli Bongkar Cara Minyak RI Bisa Nyembur Jadi 1 Juta Barel..

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular