Menteri PUPR: 6 Tahun Sodetan Kali Ciliwung Gak Diapa-apain

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Selasa, 24/01/2023 16:38 WIB
Foto: Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat PUPR Basuki Hadimuljono didampingi Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman dan Plt. Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu meninjau lokasi banjir di Kec. Genuk, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/1/2023). (Tangkapan layar instagram @kemenpupr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah akhirnya kembali melanjutkan proyek Sodetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT) yang 6 tahun mangkrak. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun bercerita, proyek ini tidak pernah tersentuh karena masalah rumitnya pembebasan lahan.

"Yang masalahnya tadi Pak Presiden bilang 6 tahun gak diapa-apain, normalisasi gak diapa-apain, sodetan gak diapa-apain. Nah sekarang Alhamdulillah ada Pak Heru (Pj Gubernur DKI Jakarta) ini mulai dikerjakan lagi," ungkap Basuki di Proyek Sodetan Kali Ciliwung - BKT, Selasa (24/1/2023).

Basuki menambahkan pemerintah sudah menggelontorkan dana yang sangat besar untuk proyek ini. Biaya yang dihabiskan mencapai Rp 1,2 triliun.


"Ini kan Rp1,2 triliun, paket ini (outlet) hampir Rp 500 an miliar, yang disana (inlet) Rp 700 (miliar) an, jadi mahal Insyaallah ada manfaatnya di pengendali banjir," sebutnya.

Pekerjaan yang membuat proyek ini mahal adalah pembangunan terowongan dengan diameter 4 meter, dan dipasang betong di tiap sisi. Saat ini konstruksinya terus dikebut, dan diupayakan kelar pada April 2023 ini.

Basuki menjelaskan nantinya Sodetan Kali Ciliwung ini akan menahan debit air di wilayah tengah, karena posisinya berada di antara aliran air sungai Ciliwung dari wilayah TB Simatupang dan Manggarai.

"Sehingga sebelum masuk Manggarai masuk sini dulu pada saat hujan tinggi," katanya.

Namun adanya proyek ini belum tentu memastikan Jakarta bakal bebas banjir pada 2023 ini. Basuki menegaskan Sodetan Ciliwung - BKT ini beserta beberapa program penanggulangan banjir di Jakarta ini bisa mengurangi potensi banjir secara signifikan.

Foto: Jokowi meninjau proyek sodetan Kali Ciliwung, Selasa (24/1/2023). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)
Jokowi meninjau proyek sodetan Kali Ciliwung, Selasa (24/1/2023). (CNBC Indonesia/Emir Yanwardhana)

Dimana dari Rencana Induk Sistem Pengendalian Banjir (flood control) Ibu Kota Jakarta dari Hulu ke Hilir, proyek 'anti banjir' di Jakarta antara lain, Bendungan Ciawi & Sukamahi, pembangunan pompa air di Ancol Sentiong, normalisasi 12 kali di Jakarta dan tanggul pantai dan muara sungai sepanjang 46,2 km.

"itu disitu ada dari 414 (kelurahan) dengan Sukamahi menjadi 318, dengan ini menjadi 211 (kelurahan), nanti dengan Sentiong berkurang lagi, dengan normalisasi berkurang lagi," sebutnya.

Progres pembangunan sodetan itu saat ini sudah mencapai 77%, yang ditargetkan rampung dan beroperasi pada April 2023 ini.

Sodetan Kali Ciliwung memiliki dua terowongan dengan diameter masing-masing 3,5 meter. Kehadiran sodetan tersebut akan mengurangi debit air hingga 33 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga empat dan 63 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga satu.

Mengutip Keterangan Kementerian PUPR, Pada tahun 2015, pembangunan sodetan Sungai Ciliwung telah tuntas sepanjang 550 meter. Kemudian dilanjutkan pada 2015-2017 dengan pembangunan permanen outlet dan dinding penahan tanah Kali Cipinang. Pada TA 2021, Kementerian PUPR melanjutkan pekerjaan sodetan Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur sepanjang 714 meter yang terdiri dari Zona A berupa bangunan permanen inlet open channel 165 meter dan normalisasi Sungai Ciliwung, Zona B berupa terowongan ganda sodetan dari inlet ke arriving shaft 549 meter, dan dan Zona D normalisasi Kali Cipinang dan KBT.


(emy/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bupati Bulungan Ungkap Nasib Proyek Industri Warisan Jokowi