Waduh, Goldman Sachs Mau Potong Investasi Rp 885 Triliun
Jakarta, CNBC Indonesia - Goldman Sachs Group Inc akan secara signifikan mengurangi US$ 59 miliar atau setara Rp 885 triliun investasi alternatif yang membebani pendapatan perusahaan perbankan tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Julian Salisbury, kepala investasi manajemen aset dan kekayaan di Goldman Sachs. Dalam sebuah wawancara, ia menyebut raksasa Wall Street berencana untuk mendivestasikan posisinya selama beberapa tahun ke depan dan mengganti sebagian dari dana tersebut di neraca dengan modal luar.
"Saya berharap melihat penurunan yang berarti dari level saat ini. Itu tidak akan menjadi nol karena kami akan terus berinvestasi di dalam dan di samping dana, berlawanan dengan kesepakatan individu di neraca," kata Salisbury, dikutip Reuters, Selasa (24/1/2023).
Langkah ini merupakan perpanjangan dari strategi yang ditetapkan pada 2020, di mana bank bertujuan untuk mengurangi investasi di neraca dan meningkatkan pendapatan dari biaya.
Goldman mengalami kuartal keempat yang suram, meleset dari target laba Wall Street dengan selisih yang lebar. Seperti bank lain, Goldman pun melepaskan lebih dari 3.000 karyawan dalam pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesarnya sejak krisis keuangan 2008.
Bank akan memberikan rincian lebih lanjut tentang rencana asetnya selama hari investor Goldman Sachs pada 28 Februari, kata Salisbury.
Aset alternatif dapat mencakup ekuitas swasta atau real estat yang bertentangan dengan investasi tradisional seperti saham dan obligasi. Goldman sendiri mencatat rekor aset US$ 2,55 triliun (Rp 38.317 triliun) pada akhir tahun lalu.
"Saat kami meningkatkan lebih banyak modal pihak ketiga, itu (investasi neraca) menjadi persentase yang lebih kecil dari kue yang tumbuh," kata Salisbury.
Manajemen aset dan kekayaan Goldman Sachs membukukan penurunan pendapatan bersih sebesar 39% menjadi US$13,4 miliar pada tahun 2022, dengan pendapatan dari investasi ekuitas dan utang masing-masing turun 93% dan 63%.
Investasi alternatif senilai US$ 59 miliar yang disimpan di neraca turun dari US$ 68 miliar setahun sebelumnya. Jumlah itu termasuk US$ 15 miliar dalam investasi ekuitas, US$ 19 miliar dalam pinjaman dan US$ 12 miliar dalam sekuritas utang, di samping investasi lainnya.
(luc/luc)