CNBC Indonesia Research

Bukan RI, China Bakal Jadi "Surga Investasi" Tahun Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
19 January 2023 08:00
Presiden China Xi Jinping bersama istrinya Peng Liyuan tiba di bandara Internasional Ngurah Rai di Denpasar di pulau resor Indonesia Bali, 14/11/2022. Kelompok Dua Puluh (G20) ke-17 Kepala State and Government Summit akan diadakan di Bali pada 15-16 November 2022. (Foto oleh AJENG DINAR ULFIANA / POOL / AFP)
Foto: POOL/AFP via Getty Images/AJENG DINAR ULFIANA

Jakarta, CNBC Indonesia - China mengalami era "tergelap" dalam hampir 5 dekade terakhir pada tahun lalu. Sebabnya, pertumbuhan ekonomi yang jeblok akibat kebijakan zero Covid-19. Namun, pemerintah China sudah mulai melonggarkan kebijakan tersebut, alhasil pada tahun ini perekonomian China diperkirakan akan bangkit.

Dampaknya, aliran investasi kini berubah arah. China bisa menjadi "surga investasi" pada tahun ini. Sebabnya, banyak saham yang dinilai undervalue melihat indeks Shanghai Composite yang ambrol lebih dari 15% sepanjang tahun lalu.

Tanda-tanda China bakal jadi "surga investasi" sudah terlihat di awal tahun ini.

Berdasarkan data yang dikompilasi Goldman Sachs dan dikutip South China Morning Post, dalam dua pekan pertama tahun ini investor asing membeli saham perusahaan China hingga US$ 9 miliar atau sekitar Rp 135 triliun (kurs Rp 15.000/US$), menjadi yang terbesar sejak 2018.

Bahkan, nilai tersebut sekitar 70% dari total inflow sepanjang 2022 yang mencapai US$ 13 miliar.

Bank investasi hingga analis kini memberikan proyeksi bullish bagi bursa saham China. Morgan Stanley misalnya, memproyeksikan indeks CSI 300 akan melesat 13% di tahun ini. CSI 300 merupakan indeks yang di dalamnya terdapat perusahaan-perusahaan besar yang listing di Shanghai Composite dan Shenzen.

"Pasar saham China adalah salah satu favorit kami pada 2023. Pasar masih murah setelah mengalami aksi jual pada 2022, dan permintaan konsumen yang akan naik kemungkinan akan menimbulkan 'efek pegas' bagi ekspektasi dan pertumbuhan pendapatan perusahaan," kata analis dari KraneShares, perusahaan aset manajemen di New York dalam sebuah catatan yang dikutip SCMP, Senin (16/1/2023).

Ketika China kini menjadi pilihan, pasar saham Indonesia kini kena dampak negatifnya. Tahun lalu Indonesia menjadi "surga investasi", investor asing memborong saham di dalam negeri. Sepanjang 2022, pasar saham Indonesia menikmati inflow sekitar Rp 60 triliun.

Tetapi sejak Desember 2022, investor asing terus menjual saham-saham di dalam negeri. Alhasil, capital outflow pada bulan tersebut tercatat sekitar Rp 20 triliun, dan masih berlanjut di awal tahun ini.

Data dari CEIC menunjukkan hingga 18 Januari tercatat outflow sebesar Rp 5,5 triliun.

Pergerakan aliran modal tersebut mengindikasikan investor asing yang sudah mendapat cuan jumbo sejak tahun lalu menarik modalnya dan kemungkinan memasukkannya ke China sebab perekonomiannya diperkirakan bangkit di tahun ini.

Seperti diketahui pemerintah China Selasa lalu melaporkan produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2022 tumbuh 3% saja. Angka tersebut jauh di bawah target pemerintah 5,5%.

Jika tidak memperhitungkan tahun 2020, ketika dunia dilanda pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19), PDB tersebut menjadi yang terendah sejak 1976.

Sementara pada tahun ini, hasil survei terbaru dari Reuters memprediksi produk domestik bruto (PDB) China akan tumbuh 4,9% (yoy).

(pap/pap)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation