Peru Makin Chaos! 200 Orang Ditangkap, Situs Inca Terancam
Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi Peru menangkap lebih dari 200 orang yang dituduh memasuki kampus universitas besar di Lima secara ilegal. Sementara, pihak berwenang di Cusco menutup benteng Inca di Machu Picchu dan jalur Inca demi mengantisipasi dampak protes anti-pemerintah yang mematikan menyebar ke seluruh negeri.
Dilaporkan sebelumnya, banyak warga Peru terluka setelah suasana panas terjadi lagi pada Jumat, saat polisi bentrok dengan pengunjuk rasa, dengan pasukan keamanan di ibu kota Lima menggunakan gas air mata untuk mengusir demonstran yang melemparkan botol kaca dan batu.
Sekitar 46 orang tewas dalam bentrokan selama berminggu-minggu dan sembilan lainnya dalam kecelakaan lalu lintas terkait barikade yang didirikan di tengah protes.
Alfonso Barrenechea, dari divisi pencegahan kejahatan di kantor kejaksaan, mengatakan kepada stasiun radio lokal RPP bahwa mereka menangkap 205 orang di Universidad Nacional Mayor de San Marcos karena masuk tanpa izin di lingkungan universitas dan karena diduga mencuri barang elektronik.
Sekelompok pengunjuk rasa bertopeng menyerbu kampus pada Jumat malam dan memindahkan personel keamanan dari kampus setelah mengambil rompi dan peralatan lain dari mereka, kata universitas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Minggu (2/1/2022).
Dalam video yang beredar online, sebuah kendaraan lapis baja terlihat mendobrak pintu di kampus universitas untuk memungkinkan pasukan keamanan masuk.
Di wilayah Cusco, pintu gerbang ke Machu Picchu, tambang tembaga utama Antapaccay Glencore menghentikan operasinya setelah pengunjuk rasa menyerang tempat itu, salah satu yang terbesar di negara, untuk ketiga kalinya bulan ini.
Bandara di Arequipa, Cusco, dan kota selatan Juliaca juga diserang oleh para demonstran, memberikan pukulan baru bagi industri pariwisata Peru.
Otoritas budaya di Cusco mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "mengingat situasi sosial saat ini di mana wilayah kami dan negara kami terbenam, penutupan jaringan jalur Inca dan Machu Picchu telah diperintahkan, mulai 21 Januari dan sampai pemberitahuan lebih lanjut".
Protes telah mengguncang Peru sejak mantan Presiden Pedro Castillo digulingkan pada Desember, setelah dia berusaha membubarkan badan legislatif untuk mencegah pemungutan suara pemakzulan.
Kerusuhan, yang terjadi hingga minggu ini terkonsentrasi di selatan Peru, telah mendorong pemerintah untuk memperpanjang keadaan darurat ke enam wilayah, membatasi beberapa hak sipil.
(RCI/dhf)