Waduh! Chatib Basri Bawa Kabar Buruk dari Eropa, Apa Ya?
Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonom Chatib Basri bawa kabar buruk dari Eropa. Kabar tersebut dapat mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Dalam pertemuan World Economic Forum (WEF) di Davos Swiss, Menteri Keuangan RI tahun 2013-2014 ini menjelaskan, terdapat pembahasan terkait kekhawatiran otoritas ekonomi dunia soal tingkat suku bunga acuan bank sentral negara maju yang tinggi. Kekhawatiran ini muncul akibat pasar tenaga kerja di wilayah Amerika Serikat (AS) hingga Eropa masih ketat.
Hal tersebut pada akhirnya mendorong tingkat upah yang tinggi. Meskipun, sejalan dengan hal tersebut, tingkat inflasi di beberapa negara tersebut cenderung menurun.
"Implikasinya adalah bahwa dampaknya bank sentral di Amerika Serikat dan Eropa belum akan menurunkan tingkat bunga segera," ujar Chatib dikutip dari akun instagramnya @/chatibbasri, Sabtu (21/1/2023).
Risiko lain juga menghantui dalam jangka menengah hingga panjang. Yakni berasal dari pembukaan kembali ekonomi China, yang artinya mengakhiri kebijakan zero Covid-19 di sana.
"Hal yang positif adalah pembukaan dari ekonomi China dari pembukaan zero covid policy akan membawa dampak positif namun ada risiko dalam medium and long term," jelasnya.
Salah satunya terkait harga komoditas yang menurun, termasuk harga komoditas energi. Penurunan itu akan berdampak langsung pada kinerja ekspor di Indonesia.
Namun dengan segala risiko tersebut, dia meyakini tidak akan berdampak pada anjloknya ekonomi tanah air bahkan mengalami resesi. Menurutnya, porsi nilai ekspor sebesar 25% pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Maka dampaknya akan sangat terbatas karena itu saya masih berpendapat bahwa probabilitas resesi terhadap Indonesia masih relatif kecil," kata Chatib Basri. "Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kenaikan bunga yang tentu akan berdampak pada balance sheet effect di Indonesia".
(npb/npb)