Minyak Rusia Dihajar 'Bom' AS, Putin Ambil Langkah Ini

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
21 January 2023 15:15
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Valery Falkov di Moskow, Rusia, 3 Januari 2023. (Sputnik/Aleksey Babushkin/Kremlin via REUTERS)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Valery Falkov di Moskow, Rusia, 3 Januari 2023. (via REUTERS/SPUTNIK)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejak perang dengan Ukraina, Rusia dikenai sederet sanksi oleh Amerika Serikat (AS) dan Barat. Termasuk larangan impor minyak mentah dan melarang produk minyak negara itu.

Namun Rusia berusaha bertahan dengan keadaan tersebut. Presiden Vladimir Putin mendesak produk minyak dalam negerinya untuk mengalihkan pasokan ke pasar lain seperti Asia dan Amerika Latin, serta diketahui telah meningkatkan pengiriman ke China dan India.

Berbicara pekan lalu, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan produsen minyak Rusia tidak mengalami kesulitan mengamankan kesepakatan ekspor meski ada sanksi tersebut. Namun dia juga menambahkan terdapat masalah utama yakni diskon tinggi pada tolak ukur internasional dan kenaikan biaya pengiriman.

Sementara itu seorang sumber senior Rusia mengomentari dampak sanksi Barat tersebut. Kepada Reuters, dia menyatakan embargo produk minyak akan berdampak lebih besar lagi.

"Embargo produk minyak akan berdampak lebih besar daripada pembatasan minyak mentah," kata dia dikutip dari Reuters, Sabtu (21/1/2023).

Sumber juga menambahkan lebih banyak pasokan pada minyak mentah Rusia. Padahal tidak banyak kapasitas penyimpanan untuk produk tersebut.

Sebagai informasi, minyak mentah akan jauh lebih mudah diekspor dibandingkan produk olahannya. Termasuk bisa melakukan perjalanan lebih jauh ke Asia dan Amerika.

Hal serupa juga diucapkan oleh broker BCS, Ron Smith. Menurutnya ekspor produk jauh lebih kompleks pada segi logistik dibandingkan minyak mentah.

"Asumsi kami adalah bahwa gabungan dua embargo akan mengurangi produksi minyak Rusia dan total ekspor sekitar 1 juta barel per hari pada akhir (kuartal pertama) 2023," ujarnya.

Sumber senior Rusia mengatakan penurunan kilang untuk proyeksi media sebesar 15% tahun ini. Tahun lalu produksi produk minyak negara itu tumbuh 2% menjadi 272 juta ton dan kemungkinan merosot ke angka 230 juta ton pada 2023.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Sanksi Barat Buat Putin Makin Untung, Ini Buktinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular