Internasional

Ternyata Sanksi Barat Buat Putin Makin Untung, Ini Buktinya!

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
18 December 2023 19:30
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dalam konferensi pers tahunannya di Moskow, Rusia, Kamis, 14 Desember 2023. (AP Photo/Alexander Zemlianichenko, Pool)
Foto: Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dalam konferensi pers tahunannya di Moskow, Rusia, Kamis, 14 Desember 2023. (AP/Alexander Zemlianichenko)

Jakarta, CNBC Indonesia - Deretan sanksi Barat telah menghujam Rusia. Ini disebabkan langkah negara itu untuk menyerang tetangganya, Ukraina.

Sanksi telah membuat perusahaan Barat dan sekutunya yang beroperasi di Rusia untuk hengkang dari negara itu. Hal ini diharapkan akan mampu menggembosi pendapatan Rusia dan akses Negeri Beruang Putih terhadap barang-barang asing.

Namun nyatanya, hal yang terjadi justru sebaliknya. New York Times melaporkan Presiden Rusia Vladimir Putin malah menjadikan momen keluarnya perusahaan Barat sebagai rezeki nomplok.

Dalam laporan tersebut, disebutkan bagaimana Putin memeras perusahaan-perusahaan Barat untuk mendapatkan sebanyak mungkin kekayaan dengan mendikte syarat-syarat kepergian mereka. Ia juga mengenakan pajak yang terus meningkat, sehingga menghasilkan setidaknya US$ 1,25 miliar (Rp 19 triliun) pada tahun lalu untuk dana perang.

Salah satu korbannya adalah raksasa bir Belanda, Heineken. Perusahaan itu diketahui menemukan pembeli pada musim semi ini dan menetapkan harga. Namun pemerintah Rusia secara sepihak menolak kesepakatan tersebut dan menyerahkan kepemilikan perusahaan tersebut di Rusia ke tangan raksasa pengemas aerosol yang menikah dengan mantan senator Rusia.

Dalam beberapa kasus, pemainnya adalah negara. Badan usaha milik pemerintah telah mengakuisisi aset perusahaan raksasa seperti Ikea dan Toyota. Namun dalam banyak kasus, Putin secara pribadi menandatangani penjualan.

"Ini tentu saja merupakan kesepakatan yang bagus bagi kami," kata Anton Pinsky, seorang pemilik restoran terkemuka yang bergabung dengan rapper pro-Putin dan rekan senator berpengaruh untuk mengambil alih Starbucks, dikutip Senin (18/12/2023).

Saat ini di Rusia, dunia konsumen yang kuat terus membantu Putin mempertahankan keadaan normal meskipun perang telah terbukti lebih lama, lebih mematikan, dan lebih mahal. Sebagian besar perusahaan asing tetap berada di Rusia dan tidak mau kehilangan miliaran dolar yang telah mereka investasikan di sana selama beberapa dekade.

Sementara itu, bisnis lain telah terjual dan kini memiliki nuansa yang luar biasa. Krispy Kreme sekarang menjadi Krunchy Dream dengan donat yang serupa dan rasa yang familiar. Starbucks telah terlahir kembali sebagai Stars Coffee.

Pelanggan pun masih dapat dengan mudah membeli produk yang seharusnya sudah ditarik dari rak. Baru-baru ini, supermarket Moskow menawarkan Pepsi dari Uzbekistan dan Coca-Cola dari Polandia.

"Serangan balik ekonomi yang dilakukan Putin telah membantu memperkuat dukungan di kalangan elit yang mengambil keuntungan dari perang dan mengurangi dampak isolasi Barat," tulis New York Times.

"Meskipun Ukraina disibukkan dengan hal-hal penting jangka pendek seperti menopang dukungan internasional, ketahanan ekonomi Rusia yang relatif memungkinkan Putin untuk memainkan peran jangka panjang."


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Ngamuk di Tahun Baru, Perang Rusia-Ukraina Makin Ngeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular