Negara Lagi Gawat! Kabar dari IMF Bikin Jokowi 'Dag Dig Dug'

Novina Putri Bestari, CNBC Indonesia
21 January 2023 14:15
Keterangan Pers Presiden RI, Istana Merdeka, 18 Januari 2023
Foto: Keterangan Pers Presiden RI, Istana Merdeka, 18 Januari 2023

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mendapatkan kabar kurang sedap dari Managing Director IMF, Kristalina Georgieva. Ini terkait ancaman sepertiga dunia yang bisa masuk ke jurang resesi, lebih parah dari krisis tahun 1997-1998.

"Kita diincar ancaman dan risiko-risiko, baik yang namanya resesi global yang namanya resesi keuangan, krisis pangan, krisis energi ditambah dan inflasi yang sangat tinggi bahkan minggu lalu setelah tahun baru managing director IMF bahwa tahun 2023 sepertiga ekonomi dunia diprediksi mengalami resesi," kata Jokowi.

Dia menjelaskan jika di dunia ada 200 lebih negara, artinya ada 70 negara yang mengalami resesi. Ramalan itu, menurutnya merupakan yang terbesar dalam kurun waktu dua dekade terakhir.

Jumlah itu berbeda jauh dari krisis 1997-1998 yang 'hanya' menimpa 8 negara saja. Dampak krisis saat ini juga akan dirasakan negara yang tidak terkena resesi.

Sementara itu, sekarang terdapat 16 negara jadi pasien IMF akibat ekonominya yang memburuk. Bukan hanya itu Jokowi menyebutkan 36 negara ikut mengantre untuk masuk dalam daftar pasien lembaga tersebut.

"Ini 16 negara sudah menjadi pasien IMF dan 36 negara antre di depan pintu IMF ingin jadi pasien IMF artinya keadaan sudah tidak normal. Saya tidak menakut nakuti ini adalah angka angka yang harus saya sampaikan," tegas Jokowi.

Meski ada ramalan menakutkan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani meyakini Indonesia tak masuk dalam negara yang mengalami resesi. Dia menyatakan ekonomi tanah air bisa bergerak kian cepat taun ini menyusul kemampuan bertahan saat pandemi dan turbulensi tahun lalu.

"Optimis karena pencapaian kita luar biasa di 2022. Waspada karena tahun 2023, sepertiga dari dunia akan mengalami resesi atau 43% negara itu akan mengalami resesi menurut proyeksi International Monetary Fund (IMF). Oleh karena itu, kita harus tetap menjaga momentum pemulihan," ungkap Menkeu dalam Keterangan Pers Menteri terkait Sidang Kabinet Paripurna di Jakarta, dikutip Kamis (19/1/2023).

Pemulihan ekonomi akan didukung dengan APBN 2023 yang disiapkan sebagai motor penggeraknya. Termasuk merancang belanja negara yang diharapkan bisa menjaga Indonesia dari guncangan perekonomian global.

Belanja ketahanan pangan dirancang Rp 104,2 tiliun, ungkapnya. Sementara untuk sektor perlindungan sosial Rp 476 triliun dan Rp 342 triliun untuk menjaga ketahan energi.

Sedangkan sektor infrastruktur dirancang Rp 392 triliun. Belanja kesehatan non-covid sejumlah Rp 178 triliun dan anggaran pendidikan terjaga pada angak Rp 612 triliun.

Belanja negara tahun ini juga direncanakan untuk tahapan Pemilu sebesar Rp 21,86 triliun. Ada juga persiapan ibu kota negara Nusantara senilai Rp 23,9 triliun, khususnya infrastruktur Rp 21 triliun.

"Itulah belanja-belanja yang penting di tahun 2023 yang sangat diharapkan bisa menjaga ekonomi Indonesia dari ancaman guncangan-guncangan yang terjadi di sisi global. Baik karena kenaikan harga, inflasi, maupun pelemahan ekonomi dari negara-negara lain," pungkasnya.


(npb)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada 'Badai' Mengintai, Jokowi Perintahkan Uji Kekuatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular