Wih! 812 Perusahaan Disetujui Keruk Batu Bara RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 812 perusahaan batu bara di 2023 ini.
Hal ini menyusul produksi batu bara dalam negeri yang ditargetkan meningkat hingga hampir 700 juta ton, tepatnya 694,5 juta ton pada 2023. Target produksi batu bara pada 2023 ini meningkat dibandingkan target produksi pada 2022 yang sebesar 663 juta ton.
Hal itu disebutkan oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Lana Saria.
Lana menyebut, pihaknya sudah menyetujui RKAB dari 812 perusahaan. Sementara RKAB perusahaan lainnya masih dievaluasi.
Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, hingga 20 Januari 2023 ini, tercatat pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) sebanyak 60 perusahaan, pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara sebanyak 924. Sementara pemegang IUP batu bara yang sudah dalam tahap operasi produksi tercatat sebanyak 917 perizinan.
"Sudah 812 perusahaan batu bara disetujui, sisanya masih dalam proses evaluasi, karena baru disampaikan," ungkap Lana saat dihubungi CNBC Indonesia, dikutip Jumat (20/1/2023).
Dia mengatakan, dari 812 perusahaan tersebut, 65% di antaranya mengajukan peningkatan produksi batu bara untuk tahun 2023.
"Sebanyak 65% perusahaan yang mengajukan peningkatan produksi," ungkapnya.
Dari target produksi 694,5 juta ton pada 2023 ini, dia menyebut, alokasi untuk kepentingan dalam negeri (Domestic Market Obligation/ DMO) ditargetkan sebesar 176,8 juta ton, naik 7% dibandingkan tahun lalu.
Sementara ekspor batu bara 2023 ditargetkan mencapai 517,7 juta ton.
Perlu diketahui, berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, per 20 Januari 2023, produksi batu bara RI selama 2022 tercatat mencapai 684,87 juta ton, lebih tinggi dari target produksi 663 juta ton pada 2022.
Namun untuk realisasi ekspor terlihat masih sebesar 307,13 juta ton atau 61,77% dari target 497,25 juta ton pada 2022. Namun, data ini berpotensi masih ada pembaruan.
Sebelumnya, CEO PT Arutmin Indonesia Ido Hutabarat mengatakan, pihaknya memperkirakan produksi batu bara RI pada 2023 ini akan naik 10% dibandingkan realisasi produksi pada 2022.
Hal ini dipicu oleh sejumlah alat berat yang bakal banyak berdatangan setelah dipesan pada tahun lalu. Selain itu, cuaca pada 2023 juga diperkirakan tidak akan sebasah pada 2022 lalu.
"Jadi diperkirakan Indonesia produksi batu baranya akan meningkat tinggi, saya perkirakan naik 10% karena alat baru yang dipesan 2022 banyak datang 2023. Dan jika curah hujan lebih kering di 2023, maka akan dukung produksi di Indonesia. Saya optimistis produksi batu bara Indonesia akan lebih dari 650 juta ton, naik 10%," paparnya kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Rabu (04/01/2023).
Plh Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Djoko Widajatno juga memperkirakan produksi batu bara pada 2023 ini bisa semakin meningkat.
Namun demikian, menurutnya itu bisa tercapai bila ketersediaan kapal tongkang batu bara mencukupi, cuaca lebih kering, dan ombak laut lebih jinak.
"Sementara ini kalau memang kita lihat keadaan ramalan cuaca tahun depan lebih kering dan tentunya di laut juga lebih jinak. Ombaknya lebih jinak, sehingga tongkang bisa operasi optimal. Yang menjadi masalah adalah apakah mudah mendapatkan tongkang? Itu yang menjadi pertanyaan," tuturnya.
(wia)