
Gimana Gak 'Meledak', 65% Perusahaan Batu Bara Kerek Produksi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan mayoritas produsen batu bara menaikkan target produksi batu baranya pada 2023 ini. Hal ini sejalan dengan target produksi batu bara dalam negeri yang dinaikkan hingga 694,5 juta ton pada 2023 ini.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Lana Saria mengungkapkan sudah ada 812 perusahaan yang disetujui Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2023 oleh Kementerian ESDM.
Lana menyebutkan, sebanyak 65% dari perusahaan yang sudah disetujui RKAB-nya itu mengajukan peningkatan produksi batu baranya untuk tahun 2023.
"Sudah 812 perusahaan batu bara disetujui, sisanya masih dalam proses evaluasi, karena baru disampaikan. Sebanyak 65% perusahaan yang mengajukan peningkatan produksi," ungkap Lana saat dihubungi CNBC Indonesia, dikutip Jumat (20/1/2023).
Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, hingga 20 Januari 2023 ini, tercatat pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) sebanyak 60 perusahaan, pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara sebanyak 924. Sementara pemegang IUP batu bara yang sudah dalam tahap operasi produksi tercatat sebanyak 917 perizinan.
Kementerian ESDM menargetkan produksi batu bara pada 2023 ini naik menjadi 694,5 juta ton. Jumlah ini meningkat dibandingkan target produksi 2022 sebesar 663 juta ton. Bahkan, juga meningkat dibandingkan realisasi produksi batu bara pada 2022 yang telah mencapai 684,87 juta ton, per 20 Januari 2023.
Dari target produksi 694,5 juta ton pada 2023 ini, dia menyebut, alokasi untuk kepentingan dalam negeri (Domestic Market Obligation/ DMO) ditargetkan sebesar 176,8 juta ton, naik 7% dibandingkan tahun lalu. Sementara ekspor batu bara 2023 ditargetkan mencapai 517,7 juta ton.
Perlu diketahui, berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) Kementerian ESDM, per 20 Januari 2023, produksi batu bara RI selama 2022 tercatat mencapai 684,87 juta ton, lebih tinggi dari target produksi 663 juta ton pada 2022.
Namun untuk realisasi ekspor terlihat masih sebesar 307,13 juta ton atau 61,77% dari target 497,25 juta ton pada 2022. Namun, data ini berpotensi masih ada pembaruan.
Sementara berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) RI, volume ekspor batu bara Indonesia pada 2022 menyentuh 360,29 juta ton. Volume ekspor tersebut naik 4,29% dibandingkan pada 2021.
Secara nilai, ekspor Indonesia melonjak 76,16% menjadi US$ 46,74 miliar atau setara dengan Rp 705 triliun.
Indonesia merupakan eksportir terbesar batu bara, terutama untuk jenis thermal. Dari 10 besar tujuan ekspor batu bara Indonesia pada 2022, semuanya adalah negara Asia.
India kini menempati urutan pertama dalam daftar pasar batu bara RI. Negara Bollywood mengimpor batu bara sebanyak 110,16 juta ton.
Volume tersebut melonjak 55,63% dibandingkan pada 2021 yang tercatat 70,78 juta ton.
Secara nilai, ekspor batu bara ke India menembus US$ 10,59 miliar pada 2022 atau setara dengan Rp 159,78 triliun. Nilai tersebut juga melonjak 159,59% dibandingkan yang tercatat pada 2021 sebesar US$ 4,08 miliar.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wih! 812 Perusahaan Disetujui Keruk Batu Bara RI
