Internasional

Kronologi Geger Profesor AS Tunjukkan Gambar Nabi Muhammad

luc, CNBC Indonesia
20 January 2023 11:20
Aram Wedatalla, a Hamline University senior and the president of Muslim Student Association (MSA), cries during a news conference at CAIR-MN office, Wednesday, Jan. 11, 2023, in  Minneapolis. A Hamline University lecturer showed a painting of the Prophet Muhammad and  Wedatalla was one of the students in the class when the image was displayed. (Kerem Yücel/Minnesota Public Radio via AP)
Foto: AP/Kerem Yücel

Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia pendidikan Amerika Serikat (AS) dihebohkan oleh gonjang-ganjing gambar atau lukisan Nabi Muhammad yang ditunjukkan seorang profesor kepada mahasiswanya di Universitas Hamline di kota St. Paul di Minnesota.

Ajun Profesor Erika Lopez Prater menunjukkan lukisan abad ke-14 yang menggambarkan Nabi Muhammad dalam mata kuliah seni Islam, khususnya kursus seni global. Namun, hal tersebut ternyata direspons negatif oleh salah seorang mahasiswi.

Aram Wedatalla merasa keberatan dengan cara mengajar profesornya tersebut. Protes pun dilayangkan dan hal tersebut akhirnya berbuntut panjang.

"Sungguh menghancurkan hati saya bahwa saya harus berdiri di sini untuk memberi tahu orang-orang bahwa ada Islamofobia dan sesuatu yang benar-benar menyakiti kita semua, bukan hanya saya," kata siswa yang merupakan presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim Hamline itu dikutip Al Jazeera, Kamis, (19/1/2023).

Bagi umat Islam, penggambaran visual Nabi Muhammad dilarang keras dan dipandang sebagai pelanggaran iman.

Akibat hal tersebut, Universitas Hamline, sebuah kampus swasta kecil di kota St. Paul, memilih untuk tidak memperpanjang kontrak Prater.

Tak ingin jadi kambing hitam, Prater pun menggugat universitas tersebut. Gugatan itu menuduh universitas menjadikan Lopez Prater sebagai bagian diskriminasi agama dan pencemaran nama baik yang kemudian merusak reputasi profesional dan pribadinya.

Jaylani Hussein, executive director of the Minnesota chapter of the Council on American-Islamic Relations, speaks during a news conference at CAIR-MN office, Wednesday, Jan. 11, 2023, in Minneapolis. A Hamline University lecturer showed a painting of the Prophet Muhammad and  Aram Wedatalla, left, a Hamline University senior and the president of Muslim Student Association (MSA), was one of the students in the class when the image was displayed. (Kerem Yücel/Minnesota Public Radio via AP)Jaylani Hussein, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam Minnesota, berbicara dalam konferensi pers di kantor CAIR-MN, Rabu (11/112023), di Minneapolis. (Kerem Yücel/Minnesota Public Radio via AP)

Pengacara Lopez Prater mengaku bahwa Prater telah memberikan peringatan sebelum menunjukkan gambar itu. Prater juga telah memasukan hal ini dalam silabus dan mengaku siap untuk mengatasi siswa yang tidak nyaman.

"Di antara hal-hal lain, Hamline, melalui administrasinya, menyebut tindakan Dr Lopez Prater sebagai 'Islamofobia yang tidak dapat disangkal'," kata pengacaranya dalam sebuah pernyataan.

"Komentar seperti ini, yang sekarang telah diterbitkan dalam berita di seluruh dunia, akan mengikuti Dr. Lopez Prater sepanjang kariernya, yang berpotensi mengakibatkan ketidakmampuannya untuk mendapatkan posisi tetap di lembaga pendidikan tinggi manapun."

Insiden tersebut, yang terjadi pada Oktober, telah memicu perdebatan tentang keseimbangan pertimbangan beragama dan kebebasan akademik, dengan pihak administrasi sekolah tampaknya mengubah sikapnya terhadap masalah tersebut di tengah reaksi tersebut.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, Presiden Universitas Hamline Fayneese Miller dan Ketua Dewan Pengawasnya Ellen Watters mengambil pendekatan yang lebih hati-hati, mengatakan "komunikasi, artikel, dan opini" baru-baru ini telah mengarahkan sekolah untuk "meninjau dan memeriksa kembali tindakannya".

"Seperti semua organisasi, terkadang kami salah langkah," kata pernyataan itu. "Untuk kepentingan mendengar dari dan mendukung siswa Muslim kami, bahasa yang digunakan tidak mencerminkan sentimen kami terhadap kebebasan akademik. Berdasarkan semua yang telah kami pelajari, kami memutuskan bahwa penggunaan istilah 'Islamophobia' oleh kami adalah cacat."

Hamline tidak secara langsung menanggapi gugatan tersebut, tetapi menambahkan rencananya untuk mengadakan dua percakapan publik dalam beberapa bulan mendatang, satu tentang kebebasan akademik dan perawatan siswa serta satu lagi tentang kebebasan akademik dan agama.

Markas besar Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) nasional juga telah mempertimbangkan masalah ini. Mereka menggarisbawahi antara menunjukkan penggambaran Nabi Muhammad untuk tujuan akademis dan bukan dalam konteks lalai atau jahat.

"Berdasarkan apa yang kami ketahui sampai saat ini, kami tidak melihat bukti bahwa mantan Ajun Profesor Universitas Hamline Erika Lopez Prater bertindak dengan niat Islamofobia atau terlibat dalam perilaku yang memenuhi definisi kami tentang Islamofobia," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan yang dirilis pekan lalu.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Profesor AS Tunjukkan Gambar Nabi Muhammad ke Mahasiswa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular