Eks Menkeu Ungkap Kebangkitan China Jadi Malapetaka RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan periode 2013-2014 Muhammad Chatib Basri mengungkapkan kabar baik dari pembukaan kembali (reopening) China dari kebijakan nol Covid-19 atau Zero Covid Policy akan memberikan dampak positif pada dunia dalam jangka menegah dan panjang.
"Hal yang positif adalah pembukaan dari ekonomi China dari pembukaan zero covid policy akan membawa dampak positif namun ada risiko dalam medium and long term," tuturnya di video yang diunggahnya dalam laman Instagram @chatibbasri, dikutip Jumat (20/1/2023).
Namun, hal ini berisiko bagi Indonesia. Pasalnya, dalam jangka menengah panjang, pembukaan kembali China akan berimplikasi pada harga-harga komoditas yang menurun, termasuk harga komoditas energi. Penurunan harga-harga ini, kata Chatib Basri, akan berimplikasi langsung terhadap kinerja ekspor Tanah Air.
"Hal yang perlu diantisipasi Indonesia adalah penuruan harga komoditas dan emergi akan bersampak pada komoditas ekspor Indonesia," ujarnya.
Namun, dia memastikan pelemahan kinerja ekspor Indonesia tidak akan membuat perekonomian Indonesia anjlok dalam hingga mengalami resesi. Sebab, Chatib Basri menekankan, porsi nilai ekspor terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia hanya 25%.
"Maka dampaknya akan sangat terbatas karena itu saya masih berpendapat bahwa probabilitas resesi terhadap Indonesia masih relatif kecil," tuturnya.
"Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kenaikan bunga yang tentu akan berdampak pada balance sheet effect di Indonesia," kata Chatib Basri.
Lebih lanjut, dia juga memperkirakan bahwa bank sentral negara maju seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa masih akan bertahan di era suku bunga tinggi untuk waktu yang lama.
Pasalnya, AS dan Eropa melaporkan pasar tenaga kerja yang sangat ketat, sehingga mendorong tingkat upah masih terus tinggi meskipun tingkat inflasi di negara-negara itu cenderung mengalami penurunan.
"Dampaknya bank sentral di Amerika Serikat dan Eropa belum akan menurunkan tingkat bunga segera," ujar Chatib.
(haa/haa)