Masih Paceklik, Harga Beras Tak Terkendali, Begini Faktanya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
Kamis, 19/01/2023 14:25 WIB
Foto: Martyasari Rizky

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras terpantau masih melanjutkan tren naik hari ini, Kamis (19/1/2023). Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga beras premium dan medium hingga pukul 13.50 WIB masih naik Rp20 per kg.

Tercatat, harga beras premium jadi Rp13.170 per kg dan medium jadi Rp11.580 per kg. Harga tersebut adalah rata-rata nasional di tingkat pedagang eceran.

Di tingkat pedagang grosir, harga beras premium juga naik Rp70 jadi Rp12.210 per kg dan medium naik Rp20 jadi Rp10.720 per kg.


Lalu bagaimana harga di tingkat produsen?

Tercatat, hanya harga gabah kering giling (GKG) yang naik, sebesar Rp10 jadi Rp6.240 per kg. 

Sedangkan, harga gabah kering panen (GKP) dan beras masih tren naik.

Berikut rinciannya:

- gabah kering panen (GKP)

   di petani: naik Rp10 jadi Rp5.400 per kg
   di penggilingan: naik Rp40 jadi Rp5.710 per kg

- beras medium di penggilingan stabil di Rp10.150 per kg

- beras premium di penggilingan naik Rp60 jadi Rp11.410 per kg.

Harga Tertinggi

Data Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, dua daerah, yaitu provinsi Kalimantan Selatan dan Sumatra Barat jadi daerah dengan harga tertinggi untuk beras premium dan beras, bahkan seakan tak terkendali. Kondisi ini terpantau telah bertahan sejak beberapa pekan terakhir.

Hari ini, harga tertinggi beras premium juga dilaporkan terjadi di Kalimantan Selatan, mencapai Rp17.660. Untuk terendah terjadi di Sulawesi Selatan, yaitu Rp11.550 per kg.

Sedangkan, untuk harga beras medium, hari ini tertinggi sudah mencapai Rp13.650 per kg. Dilaporkan terjadi di Sumatra Barat. Sedangkan, terendah di Sulawesi Selatan, yaitu Rp10.340 per kg.

Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaludin Iqbal menjelaskan, saat ini pasokan beras di pasar memang masih sedikit. Sebab, Indonesia masuk paceklik sejak Oktober 2022 lalu.

"Secara umum kondisi ketersediaan beras di pasar memang nggak banyak sehingga kecenderungannya harga tinggi," kata Iqbal kepada CNBC Indonesia, dikutip Kamis (19/1/2023).

Terkait harga beras yang terus meninggi di Sumatra Barat dan Kalimantan Selatan, juga ditambah faktor lain. Yaitu, preferensi konsumsi masyarakat di kedua provinsi ini.

"Kebetulan, kedua daerah ini lebih memilih konsumsi beras Pera. Yang memang harganya cenderung lebih mahal," ujarnya.

Untuk menekan tren kenaikan harga beras, lanjut dia, Bulog telah menggelontorkan 100 ribu ton beras sejak awal Januari 2023 lewat program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau dikenal Operasi Pasar beras di seluruh wilayah Indonesia.

Sementara itu, Bulog masih melanjutkan proses pemasukan 500 ribu ton beras impor yang ditugaskan pemerintah sejak akhir tahun 2022 lalu.

Kini, Bulog telah memiliki stok beras cadangan pemerintah (CBP) sebesar 638 ribu ton. Termasuk di dalamnya beras impor.

Posisi stok itu diklaim mencukupi kebutuhan penyaluran sampai musim panen raya yang diprediksi mulai Maret 2023.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Demi Stabilkan Harga, Beras Murah Mulai Disalurkan