
Jadi Primadona, Produksi Gas Cair RI Bakal Melonjak Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah tren transisi energi di mana gas bumi menjadi andalan dalam proses transisi dari energi kotor ke energi bersih, produksi gas alam cair (Liquefied Natural Gas/ LNG) di dalam negeri pada 2023 ini pun ditargetkan semakin meningkat.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi LNG pada 2023 sebesar 206 kargo. Angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan realisasi produksi LNG sepanjang 2022 lalu yang sebesar 196 kargo.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi menyampaikan bahwa pihaknya merencanakan target produksi tahun ini sekitar 204-206 kargo. Produksi tersebut berasal dari Kilang LNG Tangguh, yang dikelola BP, sebanyak 124-126 kargo dan sisanya berasal dari Kilang LNG Bontang yang dikelola Badan NGL, yakni 80-81 kargo.
Menurut Kurnia, dari besaran produksi tersebut, jumlah LNG yang akan diekspor secara volume mencapai 140,3 kargo. Angka ini setidaknya sama dengan volume ekspor pada 2022 lalu. Sementara sisanya ditujukan untuk pasar dalam negeri.
"Untuk 2023 sendiri kita merencanakan di Bontang akan ada sekitar 80-81 kargo, sedangkan di Tangguh diproyeksikan sekitar 124-126 kargo yang tentu saja besaran yang akan di ekspor kurang lebih hampir sama dengan yang direalisasikan di tahun 2022," ungkap Kurnia dalam konferensi pers, dikutip Kamis (19/1/2023).
Sementara itu, untuk realisasi produksi LNG sepanjang tahun 2022 tercatat sebesar 196 kargo. Produksi tersebut berasal dari Kilang Tangguh sebanyak 114,7 kargo dan sisanya berasal dari Kilang Bontang yakni 81 kargo.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menilai bahwa permintaan akan sumber gas di dunia saat ini tengah mengalami peningkatan. Hal tersebut tak terlepas dari adanya tren transisi energi.
"Gas menjadi energi di masa transisi dan kebutuhan gas alam ke Eropa. Diperkirakan permintaan LNG akan terus meningkat dengan masa yang panjang," ujar Dwi.
Oleh sebab itu, Dwi menyebut LNG mempunyai prospek yang cukup bagus untuk saat ini. Terutama untuk memproduksi dan menjual stranded gas yang relatif lebih mahal.
"Gas ini punya potensi stranded gas yang dulunya sulit keekonomian maka dengan posisi pasar saat ini punya peluang untuk memproduksi dan menjual stranded gas yang relatif mahal," kata dia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Boro-Boro Disetop, Ternyata Segini Ekspor Gas RI
