
Duh! Luhut Bawa Kabar Buruk dari Eropa

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, tengah berada dalam pertemuan tahunan World Economic Forum (WEF) 2023 di Davos, Swiss.
Hal tersebut diceritakan Luhut saat menjadi pembicara dalam dalam Rapat Koordinasi Nasional Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Indonesia di Sentul City, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa (17/1/2023).
Dalam pertemuannya di Davos itu, Luhut menceritakan mengenai bagaimana pandangan para otoritas ekonomi dunia terhadap situasi ekonomi terkini.
Indonesia pun, kata Luhut turut bangga telah mendapatkan banyak apresiasi dari berbagai negara, karena menjadi salah satu negara yang berhasil dalam menghadapi gejolak ekonomi global.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 secara konsisten dalam tren yang positif sejak kuartal I hingga kuartal III-2022, dengan pertumbuhan di atas 5%.
"Tadi malam saya diundang makan malam oleh berbagai pihak di Davos. Saya ceritakan dan mereka betul-betul mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Indonesia," jelas Luhut.
"Dan mereka mengatakan, (Indonesia) salah satu negara yang tahan dalam menghadapi guncangan ekonomi dunia," kata Luhut lagi.
Kendati demikian, Luhut bilang, bahwa situasi ekonomi pada 2023 masih akan menghadapi berbagai gejolak, terutama yang berasal dari tensi geopolitik.
Para otoritas ekonomi di seluruh dunia dalam pertemuan di Davos memperkirakan, bahwa perang Rusia-Ukraina belum akan berakhir dalam waktu dekat.
"Kita tentu harus berhati-hati menghadapi tantangan ini. karena di Davos ini sangat khawatir dengan perkembangan terakhir. Karena mereka juga meramalkan pertempuran di Ukraina itu belum akan selesai dalam waktu dekat ini," jelas Luhut.
Oleh karena itu, untuk tetap bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif pada tahun ini, Luhut meminta seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bisa kompak menjalankan roda perekonomian di tanah air.
"Saya ingin juga teman-teman semua, ayo bersatu padu. Bahu membahu membangun ekosistem. Bangun kepercayaan untuk kita bisa menerima investor itu dengan baik," pinta Luhut.
"Kita semua harus kompak. Jangan dipolitisasi hal-hal yang masih menyangkut kepentingan rakyat banyak," ujarnya lagi.
Adapun, berdasarkan survey terbaru yang dilakukan oleh WEF, menunjukkan bahwa dua pertiga dari kepala ekonom sektor swasta dan publik meyakini resesi global akan terjadi tahun ini.
Survei WEF didasarkan pada 22 tanggapan dari sekelompok ekonom senior yang diambil dari lembaga internasional, termasuk International Monetary Fund (IMF), bank investasi, perusahaan multinasional dan kelompok reasuransi.
Dengan sekitar 18% menganggapnya sangat mungkin terjadi resesi global. Hasil ini naik dua kali lipat dari survey yang sudah dilaksanakan sebelumnya pada September 2022.
"Inflasi tinggi saat ini, pertumbuhan rendah, utang tinggi, dan lingkungan fragmentasi tinggi mengurangi insentif untuk investasi yang dibutuhkan untuk kembali ke pertumbuhan dan meningkatkan standar hidup bagi yang paling rentan di dunia," ujar Direktur Pelaksana WEF Saadia Zahidi dalam pernyataan yang menyertai hasil survei, seperti dikutip dari Reuters, Senin (17/1/2022).
(cap/cap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Menko Luhut Binsar Pandjaitan Dirawat di Singapura
