
Komoditas Pangan Ini Bikin Orang Miskin Menjerit

Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono melaporkan harga komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat miskin Indonesia mengalami kenaikan pada September 2022. Kenaikan harga ini merupakan dampak dari penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mengalami kenaikan di bulan yang sama.
"Beberapa harga komoditas yang dikonsumsi oleh penduduk miskin kalau dibandingkan Maret 2022 ada peningkatan. Jadi di satu sisi pemerintah sudah menyiapkan bantalan untuk menjaga daya beli tapi tidak bisa dipungkiri bahwa kenaikan harga BBM itu juga berdampak pada beberapa komoditas yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat miskin," terang Margo dalam konferensi pers, Senin (16/1/2023).
BPS mencatat secara nasional jika dibandingkan dengan Maret 2022, harga eceran 5 komoditas pokok yang mengalami kenaikan diantaranya beras naik 1,46%, harga gula pasir naik 2,35%, harga tepung terigu naik 13,97%, harga telur ayam ras naik 19,01%, dan harga cabai merah naik nyaris setengah kali lipat sebesar 42,60%.
Meskipun dari data tersebut persentase kenaikan harga beras tergolong kecil hanya 1,46%, namun Margo menilai pengaruh kenaikannya cukup besar dalam struktur konsumsi penduduk miskin. Hal ini mengingat beras memiliki bagian yang cukup besar dalam basket komoditas yang dikonsumsi masyarakat miskin di Indonesia.
"Beras ini mengalami peningkatan 1,46%, jadi meskipun kenaikannya cukup kecil tapi sharenya besar di dalam basket komoditas yang dikonsumsi oleh masyarakat miskin maka pengaruhnya juga besar," jelasnya.
Kenaikan harga eceran komoditas pokok ini, tentunya berpengaruh terhadap jumlah pengeluaran masyarakat miskin untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka. Ini erat kaitannya dengan Garis Kemiskinan (GK).
"Jadi sekali lagi penyesuaian harga BBM itu berdampak pada harga-harga yang harus dibayar oleh kelompok penduduk miskin dan ini berpengaruh pada daya beli penduduk miskin," ujar Margo.
Melansir dari rilis BPS, Garis Kemiskinan merupakan suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan bukan makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan.
BPS mencatat angka Garis Kemiskinan (GK) pada September 2022 sebesar Rp 535.547,00 per kapita per bulan. GK ini naik sebesar 5,95% jika dibandingkan dengan periode sebelumnya Maret 2022. Sedangkan jika dibandingkan September 2021, terjadi kenaikan sebesar 10,16%.
Dari laporan tersebut, komposisi GK terbesar berasal dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) yakni sebesar Rp 397.125,00 (74,15%). Sedangkan kontribusi Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) sebesar Rp 138.422,00 (25,85%).
Adapun komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK September 2022 baik di perkotaan maupun di pedesaan, pada umumnya hampir sama. Beras masih memberi sumbangan terbesar yakni sebesar 18,98 persen di perkotaan dan 22,96 persen di pedesaan.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beras Sumber Malapetaka RI, Bikin Kantong Tipis & Miskin