Newsdata

Rasio Gini RI Turun, Tapi Kemiskinan di Kota & Desa Naik

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
17 January 2023 11:05
DKI Jakarta disebut sebagai salah satu potret nyata yang menggambarkan jurang antara 'si kaya' dan 'si miskin'. Ketimpangan di Ibu Kota dianggap paling lebar. Wakil Presiden Jusuf Kalla Kesenjangan ini bisa kita ukur secara teoritis dalam gini rasio. Tapi juga tentu kita lihat sendiri dalam pandangan mata, Jakarta ini sebenarnya suatu kesenjangan yang paling besar, JK memandang, potret kesenjangan di Ibu Kota terlihat jelas dari kehadiran perumahan elit di beberapa bagian kota. Namun, tidak sulit juga untuk menemukan perumahan kumuh di DKI Jakarta. Sebagai informasi, DKI Jakarta memang termasuk satu dari sembilan daerah dengan tingkat kesenjangan sosial tertinggi di Indonesia. Posisi Jakarta berada di urutan 8 dengan angka 0,390 poin. Adapun tingkat kesenjangan sosial tertinggi berada di DI Yogyakarta 0,422 poin, Gorontalo 0,417 poin, Jawa Barat 0,405 poin, Papua 0,398 poin, dan Sulawesi Tenggara 0,392 poin, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Jakarta, CNBC Indonesia - Tingkat kemiskinan Indonesia pada September 2022 tercatat sebesar 9,57% atau sebanyak 26,36 juta orang berada di bawah garis kemiskinan. Angka ini naik tipis dari Maret 2022 (9,54%), tapi lebih rendah dibanding tingkat kemiskinan pada September 2021 (9,71%).

Ambang batas garis kemiskinan pada September 2022 juga meningkat sebesar 5,95% menjadi Rp 535.547 dari sebelumnya Rp 505.468 pada Maret 2022.

Secara spasial, tingkat kemiskinan per September 2022 naik tipis baik di perkotaan maupun di perdesaan. Tingkat kemiskinan di perkotaan naik menjadi sebesar 7,53 persen (Maret 2022: 7,5%). Persentase penduduk miskin di perdesaan juga mengalami kenaikan menjadi 12,36 persen (Maret 2022: 12,29%).

Sementara itu, BPS juga melaporkan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur menggunakan rasio gini sebesar 0,381 pada September 2022. Angka tersebut turun 0,003 poin dibandingkan pada Maret 2022 yang sebesar 0,384.

Penurunan rasio gini nasional disebabkan oleh penurunan angka penduduk miskin pada Maret 2021 karena perekonomian mulai pulih dari dampak Covid-19.

Jika melihat data rasio gini memang sempat turun drastis pada Maret 2021. Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh Gini Ratio adalah sebesar 0,384. Angka ini menurun 0,001 poin jika dibandingkan dengan Gini Ratio September 2020 yang sebesar 0,385. Penurunan tentu saja dipicu oleh pandemi Covid-19.

Berdasarkan daerah tempat tinggalnya, rasio gini di perkotaan tercatat sebesar 0,402 pada September 2022. Nilai tersebut turun dibandingkan pada enam bulan sebelumnya yang sebesar 0,403. Sementara, rasio gini di perdesaan terpantau sebesar 0,313. Angkanya turun 0,001 poin dibandingkan pada Maret 2022 yang sebesar 0,314.

Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, distribusi pengeluaran nasional di kelompok 40% terbawah sebesar 18,24%. Artinya, pengeluaran penduduk berada di kategori tingkat ketimpangan rendah pada September 2022.

Jika dilihat dari klasifikasi daerahnya, persentase pengeluaran nasional di kelompok 40% terbawah di perkotaan dan perdesaan masing-masing sebesar 17,19% dan 21,06%. Ini berarti baik perkotaan maupun perdesaan sama-sama masuk kategori ketimpangan rendah.

Adapun, Yogyakarta menjadi provinsi dengan rasio gini tertinggi pada September 2022, yakni 0,459. Sementara, Kepulauan Bangka Belitung menjadi provinsi dengan rasio gini terendah sebesar 0,255.

Selain itu, rasio gini di 6 provinsi tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-ratanya secara nasional. Sedangkan, 28 provinsi lainnya memiliki rasio gini yang lebih rendah dari rata-rata nasional.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aum/aum)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation