Hati-hati China, Negara Ini Tak Sengaja Temukan Harta Karun

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pertambangan asal Swedia, Luossavaara-Kiirunavaara Aktiebolag atau LKAB, mengumumkan penemuan oksida logam tanah jarang atau rare earth oxides di sebelah utara negara itu. Penemuan itu dapat mengurangi ketergantungan Eropa pada China untuk sumber daya kritikal tersebut.
Mineral tanah jarang memainkan peran kunci dalam menghasilkan energi bersih untuk produk kendaraan listrik maupun barang-barang elektronik konsumen. Tetapi selama ini, sumber energi itu didominasi oleh China, yang menyumbang 60% dari produksi global, menurut US Geological Service .
"Ini kabar baik, tidak hanya untuk LKAB, kawasan, dan masyarakat Swedia, tetapi juga untuk Eropa dan iklim," kata Jan Moström, presiden dan CEO grup LKAB dikutip dari CNN, Sabtu (14/1/2023).
LKAB mengumumkan telah berhasil mengidentifikasi lebih dari satu juta ton oksida tanah jarang di daerah Kiruna, yang terletak di ujung utara Swedia.
Sebelum penemuan itu, tidak ada unsur tanah jarang yang ditambang di Eropa, sehingga bergantung pada impor. Uni Eropa mendapat 98% mineral dari China, menurut Komisi Eropa.
LKAB mengklaim, ketergantungan kawasan itu pada China untuk mineral tanah jarang meningkatkan kerentanan industri Eropa. Oleh sebab itu, penemuan ini mereka anggap akan menjadi penguatan swasembada sumber energi bersih untuk Eropa.
"Elektrifikasi, swasembada dan kemandirian Uni Eropa dari Rusia dan China akan dimulai di tambang," kata Ebba Busch, Menteri Energi, Bisnis, dan Industri Swedia, saat pengumuman ditemukannya cadangan itu.
Meski begitu, jalan untuk menambang cadangan tanah jarang ini masih panjang bagi LKAB. Pihaknya berencana mengajukan permohonan izin akhir tahun ini.
"Jika kita melihat bagaimana proses perizinan lain berjalan dalam industri kita, setidaknya dibutuhkan 10-15 tahun sebelum kita benar-benar dapat mulai menambang dan mengirimkan bahan mentah ke pasar," katanya.
Keberadaan logam tanah jarang ini turut memengaruhi persaingan industri teknologi antara China dengan Amerika Serikat. Pada 2021, pemerintahan Biden menargetkan pemenuhan tanah jarang, di antara prioritas rantai pasokan domestik lainnya, untuk mengurangi kerentanan industri ini terhadap ketegangan geopolitik.
[Gambas:Video CNBC]
Harta Karun Ini Cuma Ada di RI, Jadi Incaran Dunia!
(dce)