Bukti Nikel RI Jadi "Raja" di Negeri Sendiri

Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) memperkirakan konsumsi bijih nikel di dalam negeri pada 2023 ini bisa mencapai 145 juta ton.
Sekretaris Jenderal APNI Meidy Katrin Lengkey mengatakan, besarnya konsumsi bijih nikel RI pada tahun ini tak lain karena semakin banyaknya fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di dalam negeri.
Bahkan, Meidy menyebut pada tahun 2025 mendatang konsumsi bijih nikel RI diperkirakan bisa semakin melonjak hingga 400 juta ton per tahun.
"Di tahun 2025 sendiri itu, (Indonesia) akan mengonsumsi sekitar 400 juta ton bijih nikel per tahun. Tahun ini saja, tahun 2023 akan mengkonsumsi sekitar 145 juta ton bijih nikel," ungkap Meidy kepada CNBC Indonesia dalam program Mining Zone, dikutip Jumat (13/1/2023).
Meidy menyebutkan sampai dengan tahun 2023 ini diperkirakan terdapat sebanyak 43 smelter nikel di Indonesia.
"Karena pabrik industri nikel yang sudah berproduksi di Indonesia dan yang akan berproduksi itu yang saat ini sampai tahun 2023 saja sudah sekitar 43 pabrik pengolahan nikel," tuturnya.
Bahkan, sampai dengan tahun 2025 smelter nikel di Indonesia ditargetkan akan semakin banyak lagi hingga 136 pabrik.
Namun demikian, dirinya menekankan bahwa semakin banyaknya smelter di dalam negeri juga harus memperhatikan jumlah cadangan bijih nikel yang ada. Meskipun Indonesia merupakan pemilik sumber daya nikel terbesar di dunia, namun menurutnya bila konsumsi tembus ratusan juta per tahun, ini bisa menguras cadangan yang ada.
"Nanti tahun 2025 dan seterusnya, itu akan terbangun 136 pabrik. Kami hanya mempertimbangkan untuk cadangan, cadangan untuk bijih nikel, untuk dalam negerinya dulu bagaimana," tandasnya.
Menurutnya, program hilirisasi bijih nikel dalam negeri sudah sangat berhasil. Hal ini juga dinilai bisa membantu Indonesia dalam menghadapi ancaman resesi global yang diramalkan akan terjadi pada 2023 ini.
Oleh karena itu, Meidy mengatakan bahwa pengusaha nikel sangat mendukung program hilirisasi nikel. Seperti diketahui, Indonesia sudah mendapatkan keuntungan jumbo dari hilirisasi nikel sejak 2020 lalu. Terbukti, pada tahun 2022 nilai tambah dari 'harta karun' nikel itu melejit signifikan.
"Kita lihat bahwa hilirisasi nikel sudah sangat amat berhasil. Sebagai pengusaha, apalagi Warga Negara Indonesia, kita tentu saja mendukung bagaimana program hilirisasi nikel. Ini saja sudah membantu Indonesia dalam menghadapi resesi global dunia," ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalam booklet bertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia", Indonesia disebut memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel). Jumlah ini merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni.
Data tersebut merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.
"Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, artinya Indonesia berperan penting dalam penyediaan bahan baku nikel dunia," tulis keterangan data tersebut.
Sementara untuk bijih nikel, berdasarkan data Kementerian ESDM tahun 2020, total sumber daya bijih nikel mencapai 8,26 miliar ton dengan kadar 1%-2,5%, di mana kadar kurang dari 1,7% sebesar 4,33 miliar ton, dan kadar lebih dari 1,7% sebesar 3,93 miliar ton.
Adapun cadangan bijih nikel mencapai 3,65 miliar ton untuk kadar 1%-2,5%, dimana cadangan bijih nikel dengan kadar kurang dari 1,7% sebanyak 1,89 miliar ton dan bijih nikel dengan kadar di atas 1,7% sebesar 1,76 miliar ton.
Sedangkan untuk umur cadangan bijih nikel Indonesia disebutkan bisa mencapai 73 tahun, untuk jenis bijih nikel kadar rendah di bawah 1,5% (limonite nickel).
Asumsi umur cadangan tersebut berasal dari jumlah cadangan bijih nikel limonit mencapai 1,7 miliar ton dan kebutuhan kapasitas pengolahan (smelter) di dalam negeri sebesar 24 juta ton per tahun.
Tak tanggung-tanggung, dari sisi produksi, Indonesia juga menduduki juara pertama. Melansir data U.S Geological Survey (USGS) 2021, Indonesia menjadi negara dengan produksi nikel terbesar di dunia.
Bahkan, USGS memprediksikan bahwa produksi nikel dari Indonesia pada 2021 sukses meningkat hingga 30% dengan kontribusi terbanyak dari proyek nikel pig iron dan baja tahan karat terintegrasi.
[Gambas:Video CNBC]
Biar Harta Karun RI Gak Habis, Ini Siasat Anak Buah Luhut
(wia)