
RI Cuan Banyak Tahun Lalu, Bagaimana Neraca Dagang 2023?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mulai mengkhawatirkan potensi peningkatan impor di dalam negeri pada tahun ini. Terutama dipicu mulai pulihnya perekonomian domestik dari dampak Pandemi Covid-19.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara berujar, dalam pola rutinnya, peningkatan impor ini biasanya akan terjadi saat ekonomi mulai tumbuh pesat, seperti pada kuartal III - 2022 sebesar 5,72%.
"Biasanya dalam periode terjadi pemulihan, kalau pertumbuhan ekonomi kita naik, kita juga mengalami kenaikan impor, ini yang harus kita cari caranya," ujar Suahasil dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Jumat (13/1/2023).
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) kinerja impor Indonesia hingga November 2022 sebetulnya telah mencapai US$ 18,96 miliar, turun 0,91% dibanding Oktober 2022, sementara itu dibandingkan November 2021 juga masih turun 1,89%.
Kendati begitu, jika dibedah berdasarkan sektornya, impor non migas pada bulan itu malah naik sebesar 2,45% menjadi senilai US$ 16,16 miliar, dibanding Oktober 2022, sedangkan dibanding November 2022 turunnya 0,89%.
Sementara itu impor migas yang senilai U$ 2,80 miliar, turunnya cukup dalam menjadi sebesar 16,64 persen dibandingkan Oktober 2022 atau turun 7,30 persen dibandingkan November 2021.
Meski ada potensi impor naik seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia, Suahasil memastikan tidak akan mempengaruhi tren surplus neraca perdagangan Indonesia yang sudah terjadi 31 bulan berturut-turut. Sebab, ia mengatakan, kinerja ekspor Indonesia masih akan meningkat pada 2023.
Sebagai informasi, hingga November 2022, nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 24,12 miliar atau turun 2,46 persen dibanding ekspor Oktober 2022. Dibanding November 2021 nilai ekspor naik sebesar 5,58 persen.
"Saya yakini ekspor kita masih akan naik. Tentu kita sudah lihat selama lebih dari 2,5 tahun terakhir kita mengalami trade surplus, ini tanda yang baik," ucap Suahasil.
Oleh sebab itu, yang perlu diantisipasi pada tahun ini menurutnya adalah peningkatan impor. Suahasil mengatakan, pemerintah akan mengantisipasi potensi kenaikan impor ini dengan mendorong pemanfaatan produksi dalam negeri.
"Yang sudah bisa diproduksi dalam negeri kita ambil dari dalam negeri. Ini yang saya bilang tadi tingkat kandungan lokal, kalau ini dilakukan multiplier effectnya akan banyak dan akan mendorong angka pertumbuhan kita menuju potensial yang kita yakini," tuturnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Impor RI Januari 2024 Capai US$18,51 M, Naik Tipis 0,36%