Pejabat Rusia-Ukraina 'Empat Mata' di Turki, Tanda Damai?
Jakarta, CNBC Indonesia - Pejabat Rusia dan Ukraina dilaporkan telah mengadakan pertemuan di Ankara, Turki, pada Rabu (11/1/2023). Pertemuan ini membahas beberapa hal terkait koridor kemanusiaan dan pertukaran tahanan.
Dalam pertemuan itu, Rusia diwakili Komisaris Hak Asasi Manusia Tatyana Moskalkova. Ukraina juga diwakili pejabat dalam posisi yang sama, Dmytro Lubinets.
Moskalkova dan Lubinets bertemu di sela-sela konferensi ombudsman internasional di Ankara. Foto menunjukkan mereka duduk di sisi meja yang berseberangan.
"Sangat penting bahwa ombudsman Ukraina dan Rusia, dengan tidak adanya hubungan diplomatik (antara kedua negara), mengambil tindakan nyata untuk membantu masyarakat," kata Moskalkova kepada wartawan yang dikutip Reuters.
Rusia dan Ukraina telah melakukan banyak pertukaran tahanan, masing-masing berjumlah ratusan tawanan selama perang, yang sekarang memasuki bulan ke-11.
Dalam pernyataan terpisah, Lubinets mengatakan pertukaran yang disepakati pada hari Rabu adalah bagian dari pengaturan yang lebih luas di mana kedua belah pihak secara teratur bertukar tahanan. Namun, ia menggarisbawahi bahwa keduanya belum menandatangani perjanjian resmi apa pun.
"Kami tidak akan menandatangani perjanjian apa pun, tetapi kami memiliki hubungan langsung antara ombudsman Ukraina dan ombudsman Federasi Rusia," katanya.
Lubinets menambahkan bahwa pihak Ukraina telah menyuarakan, antara lain, kekhawatirannya atas dugaan pelanggaran Rusia terhadap Konvensi Jenewa dalam perlakuan terhadap tawanan perang Ukraina.
Sementara itu, Moskalkova mengatakan di aplikasi perpesanan Telegram bahwa ia dan Lubinets juga telah membahas masalah hilangnya prajurit di kedua sisi, dan masalah kemanusiaan sipil. Ia juga meminta Lubinets agar membantu warga Ukraina yang ingin mengunjungi kerabat di Rusia.
Mengingat kesulitan saat ini untuk membangun koridor kemanusiaan di dalam Ukraina, Moskalkova mengatakan para ombudsman harus membantu warga dalam perpindahan antar negara. Ia mengatakan bahwa Turki dapat memainkan peran penting dalam mediasi ini.
Secara terpisah, kantor berita RIA milik negara Rusia mengutip Moskalkova yang mengatakan 'kata-kata penting tentang perlunya gencatan senjata' di Ukraina telah diucapkan selama pertemuannya dengan rekan-rekannya dari Kyiv dan Turki.
Moskalkova mengatakan gencatan senjata diperlukan untuk menghentikan pelanggaran hak asasi manusia. Ia juga meminta Turki, sekutu NATO, untuk berhenti memasok senjata ke Ukraina.
(luc/luc)