
Lembaga Ini Ungkap Momok Global Paling Mengerikan, Apa Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - World Economic Forum (WEF) mengatakan krisis biaya hidup akan menjadi risiko global terbesar selama dua tahun ke depan. Hal ini diungkapkan lembaga itu pada Rabu (11/1/2023), menjelang pertemuan pekan depan di Davos.
Dalam rilisnya, WEF mengungkapkan inflasi global tetap pada tingkat tertinggi setelah biaya energi dan makanan meroket tahun lalu menyusul serangan di Ukraina oleh Rusia. Padahal, Ukraina merupakan produsen gandum yang besar sementara Rusia menjadi penghasil minyak yang sangat signifikan di pasar global.
Kendala pasokan yang disebabkan oleh pandemi Covid juga berkontribusi pada tingginya harga konsumen selama puluhan tahun.
"Konflik dan ketegangan geo-ekonomi telah memicu serangkaian risiko global yang sangat saling berhubungan," kata studi tersebut dikutip AFP.
"Ini termasuk krisis pasokan energi dan makanan, yang kemungkinan akan bertahan selama dua tahun ke depan, dan peningkatan yang kuat dalam biaya hidup dan pembayaran utang."
Studi itu menambahkan bahwa "risiko krisis seperti itu merusak upaya untuk mengatasi risiko jangka panjang, terutama yang terkait dengan perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan investasi dalam sumber daya manusia".
Survei tersebut, yang dilakukan bersama konsultan Marsh McLennan dan Zurich Insurance Group, memperhitungkan pandangan lebih dari 1.200 pakar risiko global, pembuat kebijakan, dan pemimpin industri.
Laporan tersebut menggambarkan krisis biaya hidup sebagai 'risiko jangka pendek terbesar' pada tahun 2025, diikuti oleh bencana alam, peristiwa cuaca ekstrem, dan 'konfrontasi geo-ekonomi'.
"Lanskap risiko jangka pendek didominasi oleh energi, pangan, utang, dan bencana," kata Saadia Zahidi, direktur pelaksana WEF.
"Mereka yang sudah paling rentan sedang menderita dan dalam menghadapi banyak krisis, mereka yang memenuhi syarat sebagai rentan berkembang pesat, di negara kaya dan miskin."
Dengan situasi ini, WEF menyerukan pada para pemimpin untuk bertindak secara kolektif dan tegas, menyeimbangkan pandangan jangka pendek dan jangka panjang.
Mereka juga menyarankan tentang perlunya kerja sama demi memperkuat stabilitas keuangan, tata kelola teknologi, pembangunan ekonomi dan investasi dalam penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan dan kesehatan.
"Pada saat negara dan organisasi harus meningkatkan upaya ketahanan, hambatan ekonomi akan membatasi kemampuan mereka untuk melakukannya," ujar pemimpin manajemen resiko di Marsh, Carolina Klint.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gelaran World Economic Forum 2023
