
Maluku Gempa, Gimana Nasib Gas "Raksasa" Kebanggaan Jokowi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa bermagnitudo 7,9 Skala Richter (SR) mengguncang Maluku Tenggara dan Sulawesi Tenggara, Selasa (10/01/2023). Gempa yang terjadi sekitar pukul 00:47 WIB Selasa dini hari tersebut berlokasi di dekat proyek gas "raksasa" RI yakni Blok Masela di perairan Laut Arafuru, Maluku.
Lantas, gimana kondisi Proyek Strategis Nasional (PSN) Blok Masela tersebut? Apakah terdampak atas kejadian gempa tersebut?
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Mohammad Kemal mengatakan bahwa gempa yang terjadi pada dini hari tadi tidak berpengaruh pada proyek Blok Masela.
Hal tersebut lantaran belum adanya kegiatan lapangan pada proyek migas kebanggaan Indonesia itu.
"Kalau Masela harusnya belum ada kegiatan di lapangan, sehingga aman," ungkap Kemal kepada CNBC Indonesia saat ditanya terkait dampak yang ditimbulkan dari gempa tersebut, Selasa (10/01/2023).
Kemal menambahkan, gempa juga turut terasa pada daerah operasi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) atau produse migas Citic Seram Energy Limited, yang juga berlokasi di Maluku. Namun, Kemal memastikan bahwa produksi masih berjalan seiring dengan pengecekan fasilitas oleh tenaga kerja di lapangan.
"Gempanya terasa di daerah operasi Citic Seram Limited. Teman-teman lapangan sedang mengecek semua fasilitas. Sampai saat ini, alhamdulillah operasi produksi masih running," jelasnya.
Seperti diketahui, proyek senilai US$ 19,8 miliar ini dikelola oleh Inpex Corporation (65%) dan Shell (35%). Adapun jadwal operasi blok gas "raksasa" ini diperkirakan mundur ke 2029 dari rencana semula 2027.
Blok Masela ini diperkirakan memiliki potensi produksi 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) gas atau setara 9,5 juta ton LNG per tahun (mtpa) dan gas pipa 150 MMSCFD, serta 35.000 barel minyak per hari.
Mengutip situs BMKG, gempa tersebut berpusat di 7,25 lintang selatan dan 130,18 bujur timur. Kedalaman gempa 131 kilometer (km).
"Peringatan Dini #Tsunami untuk wilayah: MALUKU, SULTRA, #Gempa Magnitudo: 7.9, 10-Jan-23 00:47:34 WIB, Lokasi: 7.25 LS, 130.18 BT (148 km BaratLaut MALUKUTENGGARABRT), Kedalaman: 131 Km #BMKG," tulis BMKG setelahnya di Twitter @infoBMKG.
Meski demikian, dalam update terbaru, sekitar pukul 04.30 WIB, BMKG telah mencabut peringatan gempa tersebut.
"#Peringatan dini TSUNAMI yang disebabkan oleh gempa mag:7.9, tanggal: 10-Jan-23 00:47:34 WIB, dinyatakan telah berakhir#BMKG," tulis BMKG lagi.
Dikutip AFP, gempa juga terasa hingga Timor Leste, Papua dan Darwin, Australia. Gempa susulan dengan magnitudo 5,5 juga terjadi.
"Saya sedang di tempat tidur, kemudian saya merasa sedikit terguncang. Saya bangun dan ternyata banyak teman saya juga merasakannya," kata Hamdi, seorang warga Indonesia di Ambon, kepada media itu.
"Guncangan yang sangat kuat dan panjang," kata penduduk Dili, Timor Lester, dalam komentar di situs web Pusat Seismologi Eropa-Mediterania (EMSC).
"Gempa kuat yang berkelanjutan di sini di #Darwin barusan dari apa yang tampaknya menjadi #gempa bumi yang cukup serius di utara kita," cuit pengguna @OreboundImages.
"Sangat besar! Berlangsung selama berabad-abad, seluruh rumah benar-benar berguncang," kata penduduk Darwin lainnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Maluku Gempa M7,5, Desa Watuwei Porak-poranda
