Internasional

Muncul Tren Pemimpin Muda Minim Pengalaman di Eropa, Siapa?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 January 2023 16:10
French President Emmanuel Macron meets with British Prime Minister Rishi Sunak on the sidelines of the COP27 climate summit in Egypt's Red Sea resort city of Sharm el-Sheikh on November 7, 2022. (Photo by Ludovic MARIN / POOL / AFP)
Foto: Emmanuel Macron dan Rishi Sunak. (AFP/LUDOVIC MARIN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebuah tren baru menjalar ke arah elit kekuasaan Eropa. Di negara-negara Benua Biru, para pemimpin negara justru masih berusia muda dan tak memiliki pengamalan panjang di pemerintahan.

Menurut laporan 2019 oleh Bloomberg, yang dikutip Euronews, usia rata-rata pemimpin global telah meningkat sejak 1950-an. Namun, kepala pemerintahan Eropa telah melawan tren tersebut dan semakin muda sejak awal 1980-an, ketika usia rata-rata adalah 67 tahun.

Euronews juga mencatat sembilan dari 27 pemimpin Uni Eropa (UE) berusia empat puluhan. Salah satunya, Perdana Menteri (PM) Finlandia Sanna Marin, bahkan belum mencapai usia 40 tahun.

Di seluruh benua, perdana menteri dan presiden tidak hanya makin muda, mereka juga cenderung muncul meski memiliki pengalaman yang minimum dalam politik legislatif atau formal sebelum menduduki jabatan puncak. Mereka juga kurang bergantung pada partai-partai mainstream dan mulai menggunakan arus media sosial dan televisi.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, misalnya, baru memasuki politik formal lima tahun sebelum menjadi presiden pada 2017 pada usia 39 tahun, menjadikannya pemimpin termuda Prancis sejak Napoleon.

Rishi Sunak, tiga tahun lebih muda darinya, hanya menghabiskan tujuh tahun di House of Commons sebelum menjadi PM Inggris Oktober lalu. Sunak adalah PM termuda sejak Robert Jenkinson, Earl of Liverpool ke-2, yang menjabat pada tahun 1812.

Italia memiliki perdana menteri termuda pada tahun 2014, Irlandia pada tahun 2017, dan Ukraina pada tahun 2019. Pada tahun 2017, Sebastian Kurz menjadi kanselir Austria pada usia 31 tahun, mencetak rekor sebagai kepala pemerintahan termuda di dunia.

Jan Berz, asisten profesor ilmu politik di Trinity College Dublin, bersama rekannya Ferdinand Müller-Rommel dan Michelangelo Vercesi, menerbitkan buku tentang topik ini Juni lalu, berjudul Perdana Menteri di Eropa: Mengubah Pengalaman dan Profil Karier.

Membandingkan latar belakang penguasa Eropa antara tahun 1945 dan 2019, mereka menemukan bahwa sekitar setengah dari mereka yang menjabat antara 2000 dan 2019 hanya menjabat kurang dari enam tahun sebagai anggota parlemen, lebih sedikit dari pendahulunya pada dekade sebelumnya.

Mereka juga rata-rata memiliki pengalaman 10 bulan lebih sedikit sebagai menteri kabinet.

Berz mengungkapkan salah satu alasan utama tren ini adalah penurunan partai mainstream. Saat ini, partai telah memilih untuk mengusung figur yang merakyat serta memiliki pengakuan publik yang tinggi.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prancis Panas! Jutaan Orang ke Jalan, Kilang Minyak Diblokir

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular