China Suspen 1.000 Akun Medsos yang Kritik Kebijakan Covid

News - Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
09 January 2023 22:07
Pekerja medis merawat pasien di unit gawat darurat Rumah Sakit Zhongshan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Shanghai, Tiongkok, 3 Januari 2023. (REUTERS/Staff) Foto: Pekerja medis merawat pasien di unit gawat darurat Rumah Sakit Zhongshan, di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19) di Shanghai, Tiongkok, 3 Januari 2023. (REUTERS/STAFF)

Jakarta, CNBC Indonesia - China telah menangguhkan dan menutup lebih dari 1.000 akun media sosial yang mengkritik terhadap kebijakan pemerintah terkait penanganan wabah Covid-19.

Platform media sosial Sina Weibo yang populer mengatakan telah menangani 12.854 pelanggaran termasuk serangan terhadap para ahli, sarjana dan pekerja medis dan mengeluarkan larangan sementara hingga permanen kepada 1.120 akun.

Partai Komunis China yang berkuasa sebagian besar mengandalkan komunitas medis untuk membenarkan lockdown yang keras. Tindakan karantina dan pengujian massal yang tiba-tiba ditinggalkan bulan lalu menyebabkan lonjakan kasus baru.

Alhasil, negara ini telah menghabiskan sumber daya medisnya. Partai Komunis China tidak mengizinkan kritik langsung dan memberlakukan batasan ketat pada kebebasan berbicara.

"Perusahaan akan terus meningkatkan penyelidikan dan pembersihan semua jenis konten ilegal, dan menciptakan lingkungan komunitas yang harmonis dan ramah bagi sebagian besar pengguna," kata Sina Weibo dalam pernyataan minggu lalu, dikutip dari CNBC Internasional (8/1/2023).

Kritik sebagian besar terfokus pada pembatasan perjalanan yang membuat orang terkurung di rumah mereka selama berminggu-minggu, terkadang tanpa makanan atau perawatan medis yang memadai.

Kemarahan juga dilampiaskan atas persyaratan bahwa siapa pun yang berpotensi dites positif atau telah melakukan kontak dengan pasien harus dikarantina dan wajib mendapatkan observasi di rumah sakit. Padahal rumah sakit darurat sering kali dikritik karena terlalu padat, makanannya buruk, dan kotor.

Biaya sosial dan ekonomi akhirnya memicu protes jalanan yang jarang terjadi di Beijing dan kota-kota lain. Hal ini kemungkinan memengaruhi keputusan partai untuk segera melonggarkan kebijakannya.

China sekarang menghadapi lonjakan kasus Covid-19 dan rawat inap di kota-kota besar dan bersiap untuk penyebaran lebih lanjut ke daerah-daerah terpencil.

Tentunya, hal ini menjadi kekhawatiran dengan dimulainya libur Tahun Baru Imlek, yang akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang.

Sementara penerbangan internasional masih dikurangi, pihak berwenang mengatakan mereka memperkirakan perjalanan kereta api dan udara domestik akan berlipat ganda pada libur Imlek. Menurut perkiraan, jumlah keseluruhan perjalanan libur Imlek akan mendekati periode liburan 2019 sebelum pandemi melanda negara tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Hot News: Masa Tergelap China Hingga Gejala Awal Covid Baru


(haa/haa)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading