China Gak Jadi Resesi, Ini Bukti Kuatnya!

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
09 January 2023 21:35
FILE PHOTO: Containers are seen at the Yangshan Deep Water Port in Shanghai, China August 6, 2019. REUTERS/Aly Song/File Photo
Foto: Kontainer terlihat di Pelabuhan Air Dalam Yangshan di Shanghai, China (6/8/2021). (REUTERS/Aly Song)

Jakarta, CNBC Indonesia - China mengeluarkan kuota impor minyak mentah gelombang kedua 2023. Kuota tersebut naik sebesar 20 persen dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu.

Dikutip dari Reuters, dokumen dari Kementerian Perdagangan China menunjukkan sebanyak 44 kilang swasta diberikan kuota impor sebanyak 111,82 juta ton pada putaran ini.

Dikombinasikan dengan kuota 20 juta ton pada tahun 2023 yang diberikan kepada 21 kilang swasta pada putaran pertama, maka total tahun ini mencapai 131,82 juta ton.

Adapun, angka kuota putaran kedua kali ini naik dari 109,03 juta ton yang dikeluarkan pada gelombang pertama untuk tahun 2022. Kuota gelombang kedua untuk tahun 2022 telah dirilis pada Juni tahun lalu. Artinya, China menerbitkan kuota impor 2023 lebih awal dari biasanya.

Hal ini dilakukan untuk menopang ekonomi yang lesu dengan mendorong kilang untuk meningkatkan operasi.

Zhejiang Petrochemical Corp (ZPC), yang mengoperasikan kilang milik swasta terbesar di China, diberikan kuota terbesar untuk batch ini sebesar 20 juta ton, setara dengan penerbitan tahun lalu.

Sementara itu, Hengli Petrochemical menerima kuota 14 juta ton dan kilang Shenghong Petrochemical yang baru memulai produksi dengan kapasitas 320.000 barel per hari menerima 8 juta ton. Sebagai catatan, Hengli memenangkan kuota 4,83 juta ton pada gelombang pertama Oktober.

Sayangnya, Kementerian Perdagangan China belum memberikan komentar apapun mengenai hal ini. Namun, pasar menilai penerbitan kuota impor ini sebagian besar sejalan dengan antisipasi pasar, dan ini menunjukkan bahwa Beijing sedang mencoba untuk meningkatkan ekonomi dengan mengizinkan kilang menaikkan produksi.

Indeks acuan berjangka minyak jenis Brent dan West Texas Intermediate keduanya naik lebih dari US$2 per barel pada hari Senin (9/1/2023), di tengah optimisme permintaan bahan bakar di masa depan karena China mencabut pembatasan nol-Covid dan memulai perjalanan tanpa batas melintasi perbatasannya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kenaikan Harga Beras & Minyak Hingga IMF Bawa Kabar Baik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular