"Racikan" Harga Batu Bara RI Dievaluasi, Akan Berubah?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
06 January 2023 17:35
Pekerja membersihkan sisa-sisa batu bara yang berada di luar kapal tongkang pada saat bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). Pemerintah Indonesia berambisi untuk mengurangi besar-besaran konsumsi batu bara di dalam negeri, bahkan tak mustahil bila meninggalkannya sama sekali. Hal ini tak lain demi mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih cepat, seperti yang dikampanyekan banyak negara di dunia. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (22/11/2021). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengevaluasi formula pembentuk Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang berlaku saat ini.

Hal tersebut merespons permintaan pelaku usaha yang meminta agar formula HBA dapat diubah sebelum Badan Layanan Umum (BLU) yang memungut iuran batu bara terbentuk.

"Kita lagi evaluasi, kenapa indeks ini naik dan kemudian pada saat yang sama itu naik ini turun, nah HBA kita kan di tengah-tengah sebetulnya dan kita lagi evaluasi apa yang terjadi sebetulnya di dunia perdagangan batu bara," ungkap Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (6/1/2023).

Untuk diketahui, HBA sendiri merupakan harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas yang disetarakan pada kalori 6.322 kcal/kg GAR, Total Moisture 8%, Total Sulphur 0,8%, dan Ash 15%.

Nantinya, patokan harga ini akan digunakan secara langsung dalam jual beli komoditas batu bara (spot) selama satu bulan pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Adapun harga jual batu bara untuk kepentingan dalam negeri (Domestic Market Obligation/ DMO) seperti untuk pembangkit listrik ditetapkan maksimal US$ 70 per ton.

Bila BLU batu bara ini terbentuk, maka PLN akan membeli batu bara pada harga pasar. Namun demikian, harga patokan batu bara untuk pembangkit listrik PLN masih diberlakukan maksimal US$ 70 per ton.

Dengan demikian, BLU batu bara ini akan membiayai selisih antara harga beli batu bara PLN dengan US$ 70 per ton atau harga patokan batu bara tersebut, dengan sistem reimbursement.

Adapun formula harga batu bara untuk penjualan ke dalam negeri ini telah diatur dalam Keputusan Menteri ESDM No.139.K/HK.02/MEM.B/2021 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batu Bara Dalam Negeri.

Kementerian ESDM sebelumnya mencatat bahwa Harga Batu Bara Acuan (HBA) Indonesia pada Januari 2023 mengalami kenaikan hingga 8,43% menjadi US$ 305,21 per ton dari bulan Desember 2022 yang hanya mencapai US$ 281,48 per ton.

Kenaikan harga batu bara itu salah satunya dipicu karena terjadinya gangguan distribusi batubara di Australia sebagai salah satu pemasok batu bara global.

"Cuaca bisa menjadi salah satu penyebab meningkatnya HBA. Lonjakan harga batu bara Australia yang terjadi saat ini dikarenakan tingginya curah hujan yang menyebabkan terkendalanya angkutan batu bara," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agung Pribadi di Jakarta, Senin (2/1/2023).

Lebih lanjut, Agung menjelaskan kendala distribusi batubara terjadi di pelabuhan muat.

"Adanya permasalahan di pelabuhan muat yang memicu terkendalanya pasokan batu bara Australia ke negara importir, seperti Jepang dan Korea juga turut andil," terang Agung.

Di samping itu, faktor lain yang mengerek kenaikan HBA adalah kenaikan index bulanan Globalcoal Newcastle Index (GCNC) sebesar 16,23% dan Newcastle Export Index (NEX) sebesar 17,88%, meskipun index Platts dan Indonesia Coal Index (ICI) turun sebesar masing-masing 8,81% dan 3,25%.

Pada tahun 2022 lalu, HBA sempat menyentuh nilai tertinggi pada bulan Oktober, dimana HBA terkerek hingga menyentuh level US$ 330,97 per ton. Kondisi geopolitik Eropa imbas konflik Rusia - Ukraina yang menyebabkan fluktuasi harga gas Eropa menjadi faktor pengerek utama pada saat itu.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article HBA Batu Bara September Turun Tipis ke US$ 319,22/Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular