
Bos SPBU Bicara, Ternyata Ini Pemicu Pom Bensin Marak Dijual!

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan muncul fenomena SPBU-SPBU banyak dijual termasuk di Jabodetabek. Hal ini memunculkan pertanyaan, ada apa sebenarnya yang menyebabkan fenomena ini?
Bisnis SPBU memang punya keuntungan pasti dan pasar yang jelas, tapi banyak faktor yang mempengaruhi bisnis, termasuk beban biaya yang juga tak sedikit seperti soal pajak dan lainnya.
Kalangan pengusaha SPBU menyebut kewajiban satu pajak seperti Pajak Bumi Bangunan (PBB) di DKI Jakarta sudah mencapai ratusan juta per area SPBU.
"Saya perkirakan PBB di atas Rp 100 juta lebih, dan itu sangat memberatkan secara organisasi juga, kami sudah minta Pemda mungkin ada kebijakan keringanan pembebanan," kata Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPD III Juan Tarigan kepada CNBC Indonesia, Kamis (5/1/23).
Nilai tersebut mencakup PBB di area strategis seperti Sudirman dan kawasan strategis lainnya di DKI. Alhasil banyak SPBU di kawasan utama mulai banyak yang gulung tikar. Pengusaha bisa jadi memilih area lain yang nilai PBB-nya tidak begitu besar seperti Jakarta.
"Terus terang punya bisnis SPBU di Jakarta dengan Cianjur Selatan sama saja bicara profit tapi kewajiban beda jauh. PBB di sana bisa 1/5 atau 1/10-nya. Umpama jualan sama profit sama-sana Rp 10 juta tiap bulan, tapi kewajiban beda jauh, ini yang akhirnya teman-teman (pengusaha SPBU) melihat nggak menarik dengan beban cost yang ada," kata Juan.
Padahal keberadaan SPBU di tempat terdekat sangat dibutuhkan oleh masyarakat agar tidak jauh untuk mendapatkan BBM. Pengusaha pun meminta kepada Pemda agar meringankan beban di sejumlah pajak.
"Walau bisnis tapi kami lebih ke pelayanan, harus siapkan mushola, toilet gratis dan sebagainya. Harapannya pemerintah bisa liat dari sisi itunya, jadi bisa memberi suatu kebijakan terkait perpajakan, khususnya bumi bangunan," kata Juan.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mulai Ada Fenomena Orang Antre Pertalite dan Solar di SPBU