Xi Jinping Ajak Tetangga RI Berburu Harta Karun di LCS
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping telah membuka pembicaraan tentang kesepakatan eksplorasi gas dan minyak bersama dengan Filipina. Hal ini disampaikan Xi saat bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. pada Rabu (4/1/2023).
Dalam pertemuan tersebut, pemimpin kedua negara menandatangani serangkaian perjanjian kerja sama di bidang infrastruktur, keuangan, pariwisata, dan perdagangan elektronik.
Xi mengatakan China sangat menghargai hubungannya dengan Filipina, dan dia akan menjaga komunikasi strategis reguler dengan Marcos. Ia juga berjanji untuk menjadikan hubungan dengan Manila sebagai prioritas diplomatik.
"Kedua negara harus menjadi tetangga yang baik yang saling membantu," kata Xi, menurut laporan lembaga penyiaran negara, CCTV, yang dikutip South China Morning Post (SCMP).
"Kedua negara dapat membawa lebih banyak manfaat bagi masyarakat kedua negara dan memberikan lebih banyak energi positif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan".
Xi juga mengatakan China bersedia menyelesaikan sengketa maritimnya dengan Filipina melalui konsultasi, tetapi tidak menyebutkan Laut China Selatan secara langsung.
"China bersedia melanjutkan negosiasi eksplorasi minyak dan gas, dan mempromosikan kerja sama pengembangan minyak dan gas di wilayah yang tidak dipersengketakan," kata Xi.
Adapun, wilayah Laut China Selatan kaya akan sumber daya Migas. Indonesia pun memiliki satu blok migas di perairan tersebut, yakni East Natuna.
Sengketa Laut China Selatan telah lama menjadi penghalang untuk meningkatkan hubungan Filipina dengan China. Marcos mengatakan dia akan menegakkan putusan arbitrase internasional 2016 bahwa klaim Beijing atas hampir semua jalur air itu ilegal, tetapi China menolak mengakui keputusan pengadilan.
Sudah ada banyak protes dari Manila atas aktivitas kapal China di perairan yang disengketakan sejak dia menjabat.
Bulan lalu, Manila menuduh puluhan kapal China "mengepung" Laut China Selatan dan juga mengajukan protes diplomatik ke Beijing atas kapal penjaga pantai China yang menurut militer Filipina telah menggunakan kekuatan untuk mengambil sepotong roket yang ditarik oleh kapal Filipina.
Sementara itu, sebelum pertemuan tersebut, Marcos mengatakan menantikan "peluang bertahun-tahun" untuk kedua negara.
Marcos sebagian besar dilihat lebih cenderung untuk mengejar hubungan yang seimbang dengan AS dan China, yang bersaing untuk mendapatkan pengaruh yang lebih besar di wilayah tersebut, dibandingkan dengan pendahulunya, yang berusaha untuk melonggarkan hubungan lama dengan Washington.
Ini adalah kunjungan pertama Marcos ke China sejak dia menggantikan Rodrigo Duterte sebagai presiden pada Juni 2022. Dia dan Xi sempat bertemu di Bangkok pada November di sela-sela KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik.
(luc/luc)