Pasokan Perkantoran di DKI Bertambah, Langsung Perang Diskon?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
Rabu, 04/01/2023 17:00 WIB
Foto: Ilustrasi Perkantoran di Jakarta. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasokan ruang perkantoran di Jakarta terus bertambah meski sistem bekerja dari rumah (work from home/ WFH) sudah menjadi budaya sejak merebaknya pandemi Covid-19. Berdasarkan data Colliers, tiga gedung baru di selesai di tahun 2022, yakni di CBD PNM Tower (Office One) dan Menara BRI. Sementara di luar CBD ada MTH 27.

Alhasil total pasokan perkantoran di kawasan pusat bisnis (central business district/ CBD) menjadi 7,04 juta m2 dan di luar CBD mencapai 3,72 juta m2.

Meski sudah ada kantor baru, namun ternyata sepanjang 2022 terjadi penundaan proyek properti perkantoran. Pertumbuhan pasokan diperkirakan melambat mulai tahun 2024.


Tambahan pasokan kantor ini membuat tingkat hunian di kawasan CBD hanya 74,7%, sedangkan di luar CBD sebesar 70,8%.

Di sisi lain permintaan perkantoran pada semester pertama tahun 2022 mulai menurun. Pasalnya banyak perusahaan yang melakukan relokasi dan menahan ekspansi sembari menunggu kondisi perekonomian stabil. Pemilik gedung pun harus menyesuaikan biaya sewa.

"Kemungkinan mengantisipasi penyesuaian tarif service charge karena UMR naik, tarif listrik dan bahan bakar naik, jadi harus disesuaikan. Karena service charge jadi satu komponen yang non-negotiable, jadi ini strategi pengembang untuk mendapatkan income lebih besar walau dari sewa dasar mengalami tekanan," demikian catatan Colliers, Rabu (4/1/2023).

Di sisi lain disebutkan, komitmen penyewa gedung kantor baru akan sangat menentukan naik dan turunnya tingkat hunian di tahun 2023. Tingkat hunian diperkirakan akan kembali menurun pada 2023 akibat tingginya jumlah pasokan baru.

Dari segi tarif dasar sewa di 2022 khususnya wilayah CBD mencapai Rp249.562 per m2, sementara di luar CBD berkisar Rp174.563 per m2.

Menurut catatan Colliers, pemilik gedung tidak lagi memberi insentif dalam bentuk diskon, melainkan dalam bentuk keringanan fit-out, tarif parkir, dan tarif lainnya. Di sisi lain, beroperasinya gedung kelas premium akan memengaruhi perhitungan rata-rata tarif dasar sewa.

Di mana, saat harga jual ruang kantor turun, pemilik dan investor mulai realistis dengan kondisi pasar yang belum kondusif. Diskon antara harga penawaran dan yang ditransaksikan masih cukup tinggi.

"Tingkat hunian diharapkan akan mulai membaik mulai dari tahun 2024. Di saat bersamaan, pasokan baru juga terbatas. Perusahaan di bidang energi terbarukan diperkirakan akan terus tumbuh dan menjadi penggerak permintaan ruang perkantoran," mengutip catatan Colliers.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sengketa Pulau Tujuh, Gubernur Babel Gugat Mendagri